Senin, 4 November 2024
Serpong Update
RELEASE

April 2017, Gerbang Tol Karang Tengah Ditutup

Dalam rangka meningkatkan layanan di bidang transaksi, PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) bersama PT Marga Mandala Sakti (MMS) selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) akan mulai memberlakukan integrasi sistem transaksi di Jalan Tol Jakarta-Tangerang dan Tangerang-Merak pada April 2017.

Nantinya, JSMR bakal menghilangkan Gerbang Tol (GT) Karang Tengah sehingga pengguna jalan tol hanya berhenti di satu gerbang untuk transaksi, yakni GT Cikupa.

Karang Tengah sendiri merupakan salah satu gerbang tol utama yang digunakan para pengguna jalan dan commuter di Jakarta untuk menuju ke arah barat atau sebaliknya. Data MMS menyebutkan, hingga triwulan III-2016, jumlah lalu lintas harian rata-rata (LHR) Tol Jakarta-Tangerang mencapai 167.906 kendaraan atau melebihi kapasitas jalan yang hanya 161.000 kendaraan.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) memastikan penutupan gerbang Tol Karang Tengah di Kota Tangerang, Banten akan dilaksanakan pada April 2017.

“Gerbang Tol Karang Tengah April ini tetap akan dibongkar, tidak akan PHP (Pemberi Harapan Palsu) lagi. Pokoknya jadi dibongkar,” kata Gani Ghazaly Akman, Direktur Pembangunan Jalan Ditjen Bina Marga Kementerian PU-PR.

Rencana penutupan GT Karang Tengah tersebut merupakan angin segar bagi para pelaku bisnis property development di wilayah sekitar, seperti Tangerang Selatan, Kota Tangerang, dan Kabupaten Tangerang. Pasalnya, kepadatan di GT Karang Tengah yang cukup panjang dengan antrean kerap mencapai lebih dari 10 kilometer saat jam sibuk akan terurai, sehingga akses menuju Jakarta-Tangerang dipastikan lancar.

Direktur Marketing Kingland Avenue @Alam Sutera Bambang Sumargono mengatakan, dengan penutupan GT Karang Tengah, maka jalur Serpong – Kebon Jeruk bahkan Tomang bisa ditempuh hanya 10 menit, dimana sebelumnya membutuhkan waktu sekitar 1 – 1,5 jam. “Apalagi Serpong – Bandara Soetta (Soekarno Hatta) akan dapat ditempuh dalam waktu yang lebih singkat,” ujarnya.

Bambang meyakini, kondisi tersebut mampu mendorong pasar properti di tiga wilayah Tangerang pada tahun ini akan lebih bergairah dibanding sebelumnya. Pasar hunian khususnya apartemen akan memasuki siklus pertumbuhan baru, sekaligus sebagai momen kebangkitan industri properti Tanah Air. Sektor properti bakal menjadi ladang investasi yang sangat prospektif dibanding instrumen investasi lainnya.

Berita Terkait

Leave a Comment