Masa depan buah hati perlu dipersiapkan sebaik-baiknya sejak dini, termasuk pendidikan yang akan membantunya kelak menjadi mandiri dan meraih kesuksesan.
Prinsip tersebut dipegang teguh oleh dr. Bayu Winarno Sp.OG dan Shinta Bayu. Keluarga muda berdomisili di BSD City ini begitu memperhatikan pendidikan formal dan non formal kedua buah hatinya, Dimas Fauzul Ardelio dan Pandoyo Bayu Putra.
“Bagi kami, pemberian pendidikan terbaik bagi anak-anak itu penting sekali karena untuk menunjang masa depan. Kami juga tidak memaksakan kehendak kepada mereka untuk mengikuti apa yang kami mau. Silahkan mereka belajar apa saja yang disukai tapi harus fokus dan jangan setengah-setengah,” kata Bayu, dokter kandungan yang berpraktik di empat rumah sakit di Tangerang.
Ditambahkan Shinta, selain memprioritaskan pendidikan formal, pemberian bekal pendidikan non formal juga tak kalah penting. Saya selalu perhatikan kedua anak saya suka menonton film Jepang sejak kecil. Tidak sekadar hobi menonton saja, mereka juga begitu bersemangat saat berlatih berbicara menggunakan bahasa Jepang, walau masih terbatah-batah. Melihat itu, saya tertarik memasukan mereka ke lembaga kursus bahasa Jepang.
“Dalam membuat keputusan saya tidak gegabah. Sebelumnya, saya bertanya kepada anak-anak apa yang memotivasi mereka mempelajari bahasa Jepang? Mereka bilang ingin melanjutkan kuliah di Jepang setelah tamat SMA nanti. Pesan saya, belajarlah dengan sungguh-sungguh jika memang berniat sekolah di Jepang. Terlebih obsesi kalian ingin belajar teknik mesin, maka pelajaran fisika, kimia, matematika, bahasa Jepang dan Inggris harus bagus nilainya,” pesannya.
Untuk memuluskan jalan kedua anaknya kuliah di Jepang, Shinta juga mencari informasi berbagai profil universitas di Jepang di kedutaan besar Jepang. Sampai akhirnya dia mendapatkan informasi program beasiswa dari Universitas Shuzioka di pusat kebudayaaan Jepang di Jakarta.
“Saya bersyukur, berkat kemampuan bahasa Jepang yang baik dari kedua anak kami, akhirnya Dimas berhasil kuliah di Fakultas Teknik Mesin Universitas Shuzioka Jepang, dan akan menyusul Pandoyo ke universitas yang sama September tahun ini. Keberhasilan kedua anak saya sekolah di Jepang, tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan. Semua ini telah saya programkan sejak mereka kelas 1 SMA,” terangnya.
Melihat anak-anaknya yang menjalani pendidikan dengan baik, Bayu dan Shinta meyakini bahwa seharusnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan terhadap masa depan mereka karena telah diberikan bekal pendidikan yang berkualitas, dan mereka optimistis kedua putranya dapat survive dengan kehidupan mereka kelak.