Untuk menumbuhkan kecintaan terhadap kesenian yang berakar dari tardisi, sangat dibutuhkan peran serta pemerintah untuk mempertahankan kesenian leluhur tidak hilang begitu saja. Bagaimanapun, budaya merupakan tanggungjawab kita bersama dan butuh dorongan dari pemerintah. Salah satunya adalah kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Budaya dan Pariwisata Kota Tangerang Selatan beberapa waktu lalu di Gedung Serbaguna Bintaro Sektor IX.
“Kegiatan ini merupakan program rutin Dinas Budaya dan Pariwisata Kota Tangerang Selatan. Selama ini kami membina beberapa sanggar di Kota Tangerang Selatan. Workshop hari ini mengangkat tema Seni Tradisi Ganjur, dengan demikian kita memberikan variasi dan apresiasi kepada para pelaku seni khususnya Seni Beladiri Pencak Silat. Saya harap untuk berikutnya ada beberapa nama lagi. Artinya, kami akan melakukan beberapa variasi kesenian jadi bukan hanya seni Beladiri Silat saja namun ada kesenian yang lain semakin banyak variasi kesenian semakin kaya kebudayaan di Kota Tangerang Selatan ini”, jelas Hari Ageng, Kepala Seksi Kebudayaan Dinas Budaya dan Pariwisata Kota Tangerang Selatan.
Terkait Pencak Silat apakah bisa menjadi kurikulum di sekolah, Hari menerangkan, “Saya rasa mungkin bisa namun kaitan kurikulum itu kan tupoksinya ada di Dinas Pendidikan, dan untuk memunculkan Perda kan perlu ada kajian-kajian terlebih dahulu, yang jelas masalah budaya adalah tanggungjawab kita bersama”.
Kembali Hari Menjelaskan, “Workshop Ganjur ini merupakan bukti konkrit kami untuk mendorong dan mengakomodir para pelaku seni dan budaya di Tangerang Selatan. Melalui Seni Bela Diri Ganjur ini diharapkan bisa menjadi barometer kesenian khususnya Pencak Silat di Tangerang Selatan, harapan Dinas Budaya dan Pariwisata kepada masyarakat Tangsel khususnya untuk tetap mempertahankan budaya leluhur, salah satunya adalah mengenalkan apa itu silat sedini mungkin, dari Silat akhirnya berkembang seni tradisional Betawi”. (yok)