35.3 C
Tangerang Selatan
Senin, 25 September 2023
Serpong Update
HEALTH

Demam Berdarah Saat Pancaroba, Waspada Lah!

Serpongupdate.com – Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sedang terjadi secara masif di beberapa daerah di Indonesia. Beberapa daerah bahkan menjadi daerah dengan jumlah kasus kematian terbanyak akibat DBD, seperti di Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Kupang (Kemenkes). DBD dapat terjadi pada siapa saja dan kapan saja.

Apakah Anda sudah mengantisipasinya? Untuk melakukan hal ini, tentu kita perlu kenal penyebab dan gejalanya agar dapat  melakukan tindakan preventif dan responsif untuk menyembuhkan. Penyakit DBD disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti. Jenis nyamuk ini adalah penyebab utama (vektor primer) terjadinya penularan penyakit DBD. Biasanya, menyerang di siang atau sore hari pada manusia atau hewan yang secara klinis dinyatakan sakit.  Sementara penyebab lainnya (vektor sekunder) adalah nyamuk Aedes albopictus. Gigitan nyamuk ini menyebarkan infeksi pada siang hari. Nyamuk jenis ini termasuk jenis yang susah dibasmi karena terbangnya  lebih cepat, lincah, dan terutama menyerang anak-anak yang tidur siang.

Penyakit DBD merupakan penyakit menular karena nyamuk yang sama dapat membawa infeksi ke orang lain setelah mengigit orang yang terinfeksi sebelumnya. Bahkan, jika Anda pernah mengalami sakit DBD sebelumnya pun tetap berpeluang terkena DBD. Setelah gigitan nyamuk yang membawa virus penyakit DBD akan terjadi masa inkubasi sekitar 4 hari hingga muncul demam atau tanda dan gejala lainnya yang menunjukkan bahwa seseorang mengidap DBD.

Selain demam mendadak, tanda lainnya, seperti sakit kepala, kemerahan pada permukaan kulit, dan nyeri pada otot dan tubuh. Namun, demam berdarah tidak harus menunjukkan gejala yang sama, seperti bintik kemerahan di permukaan kulit. Deteksi dini jarang bisa dilakukan oleh masyarakat awam karena pada demam pada fase awal demam, mirip dengan demam penyakit lainnya yang seringkali dianggap sepele dan dirasa dapat disembuhkan dengan minum obat demam yang dijual bebas.

Tes sederhana yang dapat dilakukan untuk mengetahui DBD adalah tes Tourniquet atau dikenal dengan Rumpel-Leede (Kerapuhan kapiler tes atau tes kerapuhan kapiler) atau disebut tes Petechiae. Tes ini dilakukan dengan cara mengikat lengan bahu dengan sabuk atau manset tensi agar darah terbendung dan pada lengan bawah dibuat pola lingkaran diameter 5 cm. Bila dalam 10 menit terbendung lebih dari 10-20 bintik dapat dipastikan 80% positif DBD. Namun, dengan menggunakan cara ini bisa juga terjadi false positif (kesalahan hasil positif yang diakibatkan faktor lain). Artinya, belum tentu  tidak terkena demam berdarah hanya karena kurang dari 10 bintik, bisa saja belum pecah. Ada baiknya,  jika merasa demam lebih dari 2 hari, segera memeriksakan diri ke dokter untuk diagnosa lebih lanjut.

Kenapa harus ke dokter? Karena kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam OMNI Hospitals Alam Sutera dr. Sandy Perkasa, Sp.PD bahwa jika ternyata demam yang dialami terdiagnosa demam berdarah maka harus segera diobati sebelum mengalami fase kritis yang dapat menyebabkan kematian. Adapun demam berdarah memiliki beberapa fase mulai dari fase awal merasa demam cukup tinggi hingga 40 derajat celsius yang berlangsung selama 1 hari hingga 7 hari.

Pada fase ini, penderita DBD dianjurkan memperbanyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi dan membantu menurunkan suhu tubuh.  Selain demam, gejala yang ditemukan pada fase ini seperti infeksi tenggorokan, sakit di area bola mata, anoreksia, mual dan muntah. Ketika dilakukan pemeriksaan lab pun ditemukan jumlah sel darah putih dan trombosit yang menjadi turun.

Sedangkan pemeriksaan untuk mendiagnosis demam berdarah ada 2 (dua) yaitu antigen non struktural-1 dengue (NS1) dan IgG/IgM anti dengue.

Pasien yang positif terkena DBD akan rentan memasuki fase kritis di hari ke-4 atau hari ke-5. Pada fase ini, panas mulai turun dan pasien merasa sudah sembuh. Namun, penurunan suhu tubuh bukan berarti sembuh karena terjadi penurunan trombosit. Penurunan trombosit  yang drastis mengakibatkan darah menjadi lisis (membran plasma robek hingga sel menjadi rusak). Jika hal ini terjadi, fungsi darah dan jantung akan terganggu. Indikasi dini pembuluh darah pecah misalnya penderita DBD mengalami muntah, mimisan, pembesaran organ hati, dan nyeri perut. (rls)

 

Berita Terkait

Leave a Comment