Indonesia Chef Assosiation (ICA) menggelar musyawarah Nasional (Munas) di Hotel Allium, Cipondoh, Kota Tangerang. Munas ini digelar dari Selasa (24/1/17) sampai Kamis (26/1/17) mendatang.
Diperkirakan, dari 3.000 anggota ICA yang terdaftar, sekitar 250 anggota menghadiri Munas ICA KE-3. Munas ini dilaksanakan untuk membahas AD/ART, merancang kegiatan organisasi dan pemilihan Presiden Indonesia Chef Assosiation.
Ketua Panitia Munas ICA Lucky Permana mengatakan, dalam munas ini akan ada seminar seputar potensi bisnis di Indonesia. Kami juga membuka sejumlah stand makanan, produk tata boga, hingga kuliner yang menawarkan cita rasa indoonesia dan berbagai peluang usaha lainnya.
Dari anggota chef yang yang tergabung dalam Indonesia Chef Association (ICA), 50 persen Koki diantaranya belum bersertifikasi atau memenuhi standar kompetensi minimal sebagai Juru masak.
“Sertifikasi pada profesi chef sangat dibutuhkan bagi industri kuliner di dunia. Apalagi dengan pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), dibutuhkan kualifikasi juru masak bersertifikat,” ungkap Presiden ICA, Henry Bloem
Namun begitu, bukan berarti 50 persen chef tanpa sertifikat ini tidak mampu menghasilkan hidangan enak dan lezat. Tapi jika dibanding juru masak asing, daya saing juru masak di Indonesia rendah.
“Makanya Kita selalu dorong para juru masak ini untuk mau uji kompetensinya di Lembaga-lembaga sertifikasi profesi yang ada. Umumnya enggan karena mereka fikir dengan keadaanya saat ini sudah mapan,” bilang dia.
