Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menggelar rangkaian acara Indonesia Fintech Festival & Conference 2016 selama dua hari, yang dimulai sejak kemarin 29 Agustus 2016 di ICE BSD Tangerang, Banten.
Kegiatan ini diikuti sedikitnya 70 fintech yang menawarkan jasa keuangan di Indonesia yang berbasis online dan layanan perbankan online, dan lain sebagainya.
Ketua OJK Muliaman Hadad dalam sambutannya menjelaskan bahwa even ini diselenggarakan ini adalah untuk mendukung perkembangan Fintech Indonesia.
“Even ini juga ajang bagi semua pihak yang ingin berdialog dan mengembangkan industri Fintech di Indonesia yang diikuti sekitar 2000 peserta yang mayoritas pemuda dan mahasiswa serta 70 perusahaan Start Up Fintech yang ada di Indonesia,” terang Muliaman Hadad.
Ada 4 agenda utama dari kegiatan Fintech Festival ini yaitu agenda pertama pendampingan/coaching untuk meningkatkan presentasi dan pengembangan fintech yang mayoritas anak muda, agenda kedua tatap muka perusahaan start up Fintech dalam upaya mempertemukan invenstor Fintech, agenda ketiga yaitu Kompetisi start up Fintech UMKM, Pertanian/perikanan, pendidikan dan lembaga keuangan mikro serta agenda keempat yaitu seminar dan konfrensi.
OJK mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh Pemerintah terutama dalam mewujudkan Indonesia sebagai Digital Energy of Asia.
“Hal ini sangat penting untuk mendukung perkembangan Fintech di Indonesia,” tambahnya.
Sementara itu Presiden RI Joko Widodo yang hadir sekaligus membuka Indonesia Fintech Festival & Conference 2016 ini menjelaskan kondisi Indonesia saat ini terutama ditempat-tempat terpencil sarana transportasinya masih sangat terbatas terlebih lagi dalam hal tekhnologi keuangan yang tentunya masih sangat terbatas.
Untuk itu Presiden sangat menghargai lembaga perbankan yang telah memberikan akses dan membuka layanan di lokasi terpencil di Indonesia.
“Keuangan Indonesia agar bisa ditingkatkan adalah kemampuan masyarakat dengan mempelajari literasi keuangan. Tingkat literasi keuangan di Indonesia termasuk tertinggal dibanding negara Asia Tenggara lainnya seperti di Singapura 90 persen, Malaysia 80 persen, Thailand 70 persen sedangkan Literasi keuangan di Indonesia masih sekitar 20 persen saja,” papar Jokowi.
Presiden juga sangat mendukung perusahaan Start up yang memberikan layanan bagi usaha-usaha kecil atau usaha mikro yang mayoritas didukung oleh generasi muda sehingga dapat memudahkan usaha kecil untuk mengakses layanan keuangan dan perbankan.
“Selain usaha kecil dan makro, aplikasi tekhnologi juga harus dapat menjangkau petani serta nelayan agar lebih memudahkan mendapatkan modal dan akses pasar yang lebih luas,” tambah Presiden.
Diakhir arahannya, Presiden berharap sinergi masyarakat Internasional di Indonesia dalam pengembangan Fintech ini
“Kepada masyarakat internasional yang memiliki sumberdaya yang mampu meningkatkan literasi keuangan di Indonesia agar memberikan sinerginya untuk memajukan tekhnologi perekenomoian di Indonesia,” pungkas Jokowi.
Setelah membuka acara, Jokowi kemudian melakukan peninjauan pameran Fintech yang diikuti sedikitnya 70 perusahaan yang mengembangkan Fintech.