26 C
Tangerang Selatan
Kamis, 13 Februari 2025
Serpong Update
EDUCATION

Prodi Film & Televisi UMN Raih Tiga Kategori di Ajang XXI Short Film Festival 2016

Sebanyak 545 sineas Indonesia memasukkan karyanya dalam ajang XXI Short Film Festival 2016 yang diadakan di studio 1 Epicentrum XXI Jakarta, pada Minggu (20/3) malam kemarin. Dalam acara ini, sebanyak 3 kategori berhasil dimenangkan oleh mahasiswa, dosen, dan alumni prodi Film dan Televisi (FTV) Universitas Multimedia Nusantara.

Adapun film-film tersebut adalah film Sugih (disutradarai oleh Makbul Mubarak, dosen Sinematografi) yang berhasil memenangkan Film Pendek Fiksi Action/Thriller/Fantasy Terbaik; film Bibi Siti Switi (karya Cynthia Natalia, mahasiswa Sinematografi UMN) yang menjadi juara di kategori Film Pendek Dokumenter Terbaik; dan The Flower and the Bee (karya Monica Vanesa Tedja, alumni Sinematografi) mendapatkan Special Mention Film Pendek Drama/Komedi dari Juri Official.

Tak hanya itu, 2 karya mahasiswa FTV UMN berhasil juga menjadi finalis. Keduanya adalah LINIMERA (karya Ignes Olivia, mahasiswa Animasi UMN) sebagai Finalis kategori Film Pendek Animasi dan Maya (karya Jennifer Aryawinata, alumni Sinematografi) sebagai Finalis untuk kategori Drama Fiksi.

Cynthia Natalia, sutradara Film BIBI SITI SWITI mengaku tidak menyangka bahwa film besutannya bersama Bellinna Puteri Alfine (editor dan sound recordist), serta Stefani (Director of Photography) bisa menjadi juara.

“Awalnya, kami memasukkan film kami ke ajang ini hanya supaya film ini bisa ditonton oleh lebih banyak orang. Saat diumumkan bahwa kami lolos kurasi, kami sudah sangat senang. Apalagi film kami bisa ada dalam satu kompetisi dengan film-film lainnya yang bagus-bagus sekali dan dibuat oleh filmmakers yang jauh lebih berpengalaman dari kami. Di kategori dokumenter, kami adalah finalis termuda dan sepertinya juga yang masih paling sedikit mencicip asam-garam dunia perfilman,” papar Cynthia. Selain XXI Short Film Festival, Bibi Siti Switi sebelumnya juga sudah pernah memenangkan UCIFEST 6 dan menjadi finalis di Festival Film Dokumenter 2015.

Film Bibi Siti Switi ini sendiri bercerita mengenai Bibi Siti, seorang asisten rumah tangga yang adalah seorang janda dan sudah berkali-kali mengalami kegagalan membangun rumah tangga. Namun ternyata, kejadian pahit ini tak membuat Bibi Siti jera bahkan keinginannya untuk kembali menikah tetap tinggi. Kini, bahkan ia sudah memiliki tiga kekasih yang sedang diseleksi untuk menjadi satu-satunya kekasih dunia akhirat yang akan bersamanya mengarungi bahtera rumah tangga.

Sedangkan di sisi lain, Film SUGIH menyajikan nuansa yang berbeda. Film ini merupakan kolaborasi antara dosen dan mahasiswa mahasiswa-mahasiswi Sinematografi dan Ilmu Komunikasi UMN angkatan 2011-2012 (Erlangga Radhikza, Martin Handi Tio, Wiranata Tanjaya, Edelin Sari Wangsa, Famisa Yusuf, Winggus Taslim, Thomas, Rein Maychaelson, Hanan Cinthya, Dipta Diwangkara, Rofiqoh Nur Ashriany). Makbul Mubarak, dosen Sinematografi UMN sekaligus sutradara Film SUGIH menceritakan bahwa film ini berkisah tentang serang istri yang sedang depresi dalam menghadapi jatuh tempo biaya kontrakan.

“Ia pun kemudian nekad melakukan sugih demi mendapatkan uang. Tetapi, ternyata melalui ritual tersebut suaminya sendiri terpaksa menjadi tumbal,” tutur pria yang saat ini telah meraih empat penghargaan sebagai penulis cerita dan dua penghargaan sebagai sutradara.

Bekerjasama dengan mahasiswa diakui Makbul memberikan pengalaman tersendiri. “Selama ini dosen bikin film bareng kalangan profesional, mahasiswa bikin film bersama rekan mahasiswanya. Saya berpikir mengapa tidak dicoba saja berkolaborasi bersama. Saya memberikan skrip dan mengarahkan sebagai sutradara sedangkan yang menerjemahkan ke gambar adalah anak-anak,” katanya. Hasilnya pun ternyata luar biasa. Selain memenangkan XXI Short Film Festival, SUGIH juga sempat diputar oleh Dewan Kesenian Jakarta di Kineforum pada tahun 2015 dan juga akan segera diputar di festival film di Malang.

Selain meraih penghargaan, seluruh pemenang tahun ini juga mendapatkan hadiah beasiswa di SAE Institute, Jakarta. Selain itu, hadiah berupa free short course, juga pemutaran film-film pemenang di jaringan bioskop Cinema XXI seusai festival berlangsung.

 

Berita Terkait

Leave a Comment