Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), jadi sumber lain peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia mendapatkan sokongan dari penelitian yang dilakukan. Setelah Kementrian Keuangan melakukan pemangkasan terhadap anggaran Kementrian /Lembaga Negara.
Kepala Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian (P2SMTP), Agus Fanar Syukri, mengakui lembaga penelitian di Indonesia belum menjadi lembaga prioritas yang didukung pemerintah pusat, itu terlihat dari dukungan anggaran yang diberikan dalam APBN 2016 ini.
“Untuk RnD atau riset di Indonesia belum menjadi prioritas, sehingga ketika ada pemangkasan, yang dipotong itu non prioritas, sehingga kami menganggap Iptek di negara kita masih dinomor sekiankan. Sehingga ketika ada pemotongan, kita dipangkas duluan,” katanya, Selasa (30/8/2016), di Graha Widya Bhakti, Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan.
Menurutnya, anggaran yang ada sebesar Rp 1 triliun lebih itu masih jauh dari ideal yang diharapkan mencapai Rp 4 triliun. “Kalau LIPI sekarang 1,3 triliun namun dipangkas menjadi hampir Rp1,1 triliun, kalau LAPAN sekarang 0,7 triliun idealnya 2,8 triliun. Tapi namanya penelitian tidak berhenti disitu, idealnya kami akan mencari dengan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP),” beber Dia.
Dari PNBP tersebut, Dia menargetkan pihaknya menerima dana sebesar Rp 2,3 miliar per tahun, untuk kebutuhan peneliti melakukan riset dan peralatan untuk penelitian.
“Dari target tadi yang terealisasi sekitar Rp 2,1-2,2 miliar, yang kita dapat dari pelayanan penelitian baik terhadap lembaga swasta dan pemerintah yang dikembalikan untuk pembelian alat dan penelitian,” lanjutnya.(han)