Serpongupdate.com – Teater Bocah Putra Bangsa turut berpartisipasi menampilkan pementasan bertajuk “Dunia anak-anak kita” pada kegiatan Parade Agung 14 Buku Filmis Elang Nuswantara dalam rangka merayakan Bulan Bahasa dan Sastra 2024 di Auditorium Perpustakaan Nasional RI, Jalan Medan Merdeka Selatan No. 11 Jakarta Pusat pada Sabtu, 26 Oktober 2024.
Kegiatan yang digagas Elang Nuswantara ini merupakan unjuk karya tulis binaan Kirana Kejora yang berperan sebagai mentor dalam penerbitan 16 buku berupa Buku Antologi: 1. Rasa Senandika (Leni N. N. – Elang Merah Senandika), 2. Ibu Bumi (Sri Herlina – Elang Katumbiri), 3. Bapa Angkasa (Arie Suciyana Sriyanto – Elang Tumaritis),4. Amerta Kidung Padma (Conny Taviantari – Elang Padma), 5. Ode Kasih Arunika (Dilan S. Batuparan – Elang Brawijaya), 6. Pesan yang Masih Tersimpan (Mokhammad Ali Rouf – Elang Brawijaya), 7. Surat Kepada Bintang (Hanida Meutia – Elang Lintang), 8. Elang Jagoan (Eka Purnama M. – Elang Brawijaya) dan 9. Janji Matahari (Kartika Rahmadana – Elang Gemar) serta Buku Solo: 1. Blogging for Moms (Novarty), 2. Giok Sin (Tisnawati Simowibowo), 3. Lucky Amy (Annisa Noviarny), 4. Bintang Jatuh di Langit Diandra (Velou Ra) dan 5. Kemuning (Sofia).
Dengan tema “Menerbangkan karya membuanakan jiwa tanpa ketaksaan, ” Parade Agung 14 buku ini diluncurkan secara meriah dengan beragam tampilan dari komunitas kreatif binaan Elang Nuswantara seperti Tari Kembang Gadung, Teater Bocah Putra Bangsa, Fashion Show Cilik, Lagu Pejuang Mimpi, Parade Puisi, Monolog, Tembang Dou Elang, yang dikemas dalam bentuk talk show Bincang Buku Antologi dan Solo, Orasi Budaya serta Bazar Produk Creativepreneur.
Dalam kegiatan ini tampak hadir dan menyampaikan sambutannya antara lain, Drs. Agus Sutoyo, M.Si. Kepala Pusat Pembinaan Pustakawan Perpustakaan Nasional RI, Dra. Erwita Dianti, M. Si. Penggiat Literasi Kementerian Pariwisata RI, Dewi Yuliyanti, S. IP., M. Hum. Pamong Budaya Madya Kementerian Kebudayaan RI, Dr. Ir. Tukul Rameyo Adi, M. Sc. Ketua Dewan Pakar Majelis Adat Kerajaan Nusantara, Kirana Kejora, Writerpreneur, Creativepreneur, Pendiri Elang Nuswantara, Eka Dhinie, Penyair, Host. Serta didukung oleh Kementerian Pariwisata, Kementerian Kebudayaan, GEMAR Community, Azkiya Publishing, Miya’z Script, Sedjuk Bakmi &, Kopi Cijantung, IKA UB, Kompartemen Kebudayaan IKA UB, Giffy Gift Shop, Ngramu Djamoe, Bee Family, Griya Fima Craft, Smulenesians Rockerz, dan Gendis Cake & Bakery.
Teater bocah menampilkan nomor pementasan teatrikal yang menggambarkan realitas dunia anak-anak saat ini. Pementasan dibuka dengan ‘tarian jaranan’ dan background gambar suasana pedesaan dimana anak-anak bermain dengan gembira, memainkan ‘dolanan’ anak yang dinamis dan edukatif disaksikan sosok ibu di latar belakang panggung yang tampak bahagia.
Lalu masuk sosok anak kecil yang bermain dengan boneka kelincinya dan melakukan dialog khas anak-anak dengan objek mainannya, terkesan lugu dan natural tapi mengandung pesan-pesan edukatif.Hingga zaman berganti, tampak masuk anak-anak yang asik bermain dengan gawai mereka, melontarkan kata-kata kasar dan ketidakpuasan karena kalah dalam permainannya, masing-masing anak memegang gawai dan asik main sendiri tanpa interaksi. Di sisi lain ada anak yang asik membuat konten joget-joget serta seorang dewasa yang asik merencanakan liburan dengan dana pinjaman online.
Saat semua asik sendiri, sosok anak kecil yang memegang boneka mengajak mereka bermain yang disambut dengan reaksi marah serta mengusir anak tersebut, hingga di ujung babak ini si anak berkata, “Aku main sama siapa atuh?” Kemudian dijawab salah satu anak, “Terserah, makanya punya hp dong, gamesnya banyak ini, dapat duit lagi, sudah sana main sendiri!” Si anak akhirnya berkata sendiri, “Yah main sendirian lagi deh, yuk kelinci kita main di taman,” ujar si anak.
Gambaran seperti ini, dimana permainan tradisional yang bermuatan edukatif, membangun kebersamaan dan kepedulian sosial, membentuk karakter serta kecakapan olah tubuh menjadi tidak berarti digantikan permainan modern yang bersifat individualistik dan kurang mendidik bagi pertumbuhan karakter terbaik anak-anak kita.
Teater Bocah Putra Bangsa yang dibina Sanggar Putra Bangsa menyajikan naskah karya Heri Cokro dimainkan oleh anak-anak dan guru TK Plus Putra Bangsa serta SDN Cipicung 1 Kec. Cijeruk Kab. Bogor yang tergabung di Sanggar Putra Bangsa bangsa.
Menurut Isti Wuryanti, Kepala TK Plus Putra Bangsa, dirinya menyampaikan bahwa, “Pementasan ini tidak berpretensi mengkritisi realitas, akan tetapi lebih mengajak kita, orang dewasa untuk turut memperhatikan dampak negatif dari games yang tersedia di gawai jika tidak disikapi secara bijak mungkin akan berdampak negatif bagi pertumbuhan dan pembangunan karakter positif anak-anak kita,” ujarnya. (Rls)