Serpongupdate.com – Ica, batita asal Kudus akhirnya bisa kembali tersenyum setelah ditemukan Bapak Puger, pendiri Panti Asuhan Lentera, panti asuhan khusus untuk anak-anak pengidap HIV/AIDS di Solo, Jawa Tengah. Penyakit yang menjadi penyebab kematian kedua orang tua Ica, HIV/AIDS diturunkan kepadanya.
Sejak usia 3 bulan, Ica dirawat dengan terpaksa oleh Budenya yang takut tertular penyakitnya sampai menempatkan Ica di kandang ayam belakang rumah. Sebagai seorang tetangga, Bapak Puger tergerak hatinya untuk menawarkan diri merawat Ica layaknya anak sendiri.
Setelah beberapa saat merasakan kasih sayang tulus seorang ayah, kini Ica telah beristirahat tenang kembali ke pangkuan Allah. “Saya sangat sadar dengan apa yang saya hadapi saat ini. Di tempat kami, perpisahan menjadi hal yang kerap harus kami ikhlaskan. Beberapa anak kami tidak bertahan melawan penyakitnya. Namun saya memastikan, sebelum anak tersebut berpulang, ia sempat merasakan kasih sayang dari keluarga kecil ini. Anak di sini beranekaragam usianya, dari Balita hingga ada 1 yang sudah mau kuliah,” ujar Bapak Puger.
Bermula dari belas kasihan kepada seorang anak dari sepasang kakek nenek yang menolak mengurus cucunya sendiri yang mengidap HIV, kini sebanyak 23 anak diasuh oleh Bapak Puger sebagai anaknya sendiri.
Berprofesi sebagai seorang tukang parkir, Bapak Puger tentu mengalami kesulitan keuangan, dalam memberi makan dan pengobatan 23 anak asuhnya, hingga terpaksa berpindah-pindah kontrakan karena tidak mampu membayar. Masalah sosial juga tak lepas dari panti ini, dikucilkan warga sekitar yang takut tertular, hingga kesulitan dalam mencari sekolah yang mau menerima anak-anak penderita HIV/AIDS.
Tak terhitung jumlah perpindahan lokasi panti ini akibat penolakan warga yang takut tertular. Bersyukur berkat kebaikan sorang donatur, kini Bapak Puger dan anak-anak sudah tidak perlu berpindah-pindah karena telah memiliki rumah tetap, di samping kuburan, jauh dan terpencil dari keramaian.
Menurunnya semangat hidup anak yang telah sadar akan penyakitnya merupakan perhatian utama Bapak Puger untuk terus berjuang merawat dan mengasihi anak-anak ini dengan sepenuh hati. “Tidak banyak kok yang dibutuhkan anak-anak ini, mereka hanya butuh kasih sayang. Itu yang utama paling dibutuhkan dari dalam lubuk hati seorang anak,“ jelas Bapak Puger. (*)