Serpongupdate.com – Penyakit kardiovaskular masih menjadi ancaman dunia (global threat) dan merupakan penyakit yang berperan utama sebagai penyebab kematian di seluruh dunia. Badan kesehatan dunia (WHO) mendorong setiap negara untuk serius melakukan upaya upaya kesehatan yang berperan dalam mencegah ataupun mengatasi penyakit yang dapat berakibat fatal ini.
Mengingat pentingnya untuk terus meningkatkan pengetahuan tentang informasi baru seputar perkembangan bidang kardiologi yang terus berkembang, berdekatan dengan peringatan Hari Jantung Sedunia yang jatuh pada tanggal 29 September, Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) menyelenggarakan 24th ASEAN Federation Cardiology Congress (AFCC), yang digelar mulai 19 – 22 September 2019 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City.
Kegiatan 24th ASEAN Federation Cardiology Congress merupakan hasil kolaborasi antara PERKI, Asian Pacific Society of Cardiology (APSC), American College of Cardiology (ACC), European Society of Cardiology (ESC), Cardiac Society of Australia & New Zealand (CSANZ) dan juga Japanese Circulation Society (JCS). Terdapat sesi simposium bersama berbagai organisasi jantung dunia tersebut untuk berbagai pengalaman dalam pencegahan dan penanganan penyakit kardiovaskular.
Gelaran ke-24 kalinya ini diselenggarakan bersamaan dengan 28th Annual Scientific Meeting of the Indonesia Heart Association (28th ASMIHA), yang diperkirakan dihadiri sekitar 4.000 kardiolog dari negara-negara Asia.
President Asean Federation of Cardiology, Dr. dr. Anwar Santoso, SpJP (K), FIHA, FAsCC, FESC, FACC, mengatakan, dengan kemajuan pesat dalam sains dan teknologi di bidang kardiologi, peran kami sebagai profesional di bidang ini terus berkembang, dan penting bagi para kardiolog untuk terus mendapatkan informasi terbaru melalui pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan.
“Kami percaya bahwa pertemuan AFCC ini akan merangsang pertukaran ide kreatif dan seirama dengan upaya pencapaian target penurunan penyakit kardiovaskular sebanyak 30 persen pada tahun 2030 nantinya,” terangnya saat konfrensi pers yang berlangsung pada Jumat, 20 September 2019.
Lebih lanjut Dr. dr. Anwar Santoso mengatakan, gagasan pertemuan ilmiah dan akademis di antara negara-negara ASEAN ini, diharapkan akan membuat hubungan yang lebih baik dan lebih hangat untuk kardiologi dari seluruh negara ASEAN, dan tentunya juga dapat menjadi wadah pertukaran informasi terbaru untuk menambah pengetahuan di bidang Kardiologi. (sbr)