32.4 C
Tangerang Selatan
Selasa, 26 November 2024
Serpong Update
HEALTH

Rekomendasi FKI: Sanitasi dan Akses Air Bersih Kunci Utama Cegah Stunting

Serpongupdate.com – Kajian terbaru mengungkapkan bahwa sanitasi yang layak dan akses terhadap air bersih menjadi faktor inti dalam pencegahan stunting pada  anak-anak. Temuan ini diperoleh lewat kajian ilmiah Fokus Kesehatan Indonesia (FKI)  yang bertajuk “Memahami Stunting dari Inti”.

Dalam sebuah studi komprehensif yang dilakukan oleh para peneliti kedokteran  komunitas di FKI, terlihat jelas bahwa daerah dengan akses terbatas terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi memiliki tingkat stunting yang lebih tinggi dibandingkan dengan  daerah yang memiliki akses sanitasi yang baik.

Menurut Direktur Eksekutif FKI, Prof. Nila F Moeloek, kajian FKI lewat studi literatur  dan analisis data keluarga risiko stunting BKKBN menunjukkan bahwa kualitas air  minum yang buruk serta sanitasi yang jelek di lingkungan keluarga meningkatkan risiko stunting hampir 1,5 kali. Fakta ini diperoleh dengan analisis mendalam lewat systematic review dan uji skala prioritas melalui pendekatan community diagnosis yang belum  banyak diimplementasikan dalam kebijakan kesehatan Indonesia.

Menurut Nila Moeloek, kajian FKI ini menemukan bahwa pencegahan stunting  memang tidak bisa hanya fokus pada intervensi gizi semata, tetapi untuk jangka  panjang, agar pencegahan stunting optimal maka sanitasi lingkungan dan akses air  bersih juga harus mendapat fokus lebih.

“Sanitasi buruk menyebabkan anak-anak lebih rentan terhadap infeksi, seperti diare,  yang mengganggu penyerapan nutrisi dan memperparah kondisi malnutrisi. Itu  sebabnya akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak sangat penting untuk  memastikan anak-anak tumbuh sehat dan terbebas dari stunting,” ujar Nila yang merupakan Menteri Kesehatan RI 2014-2019 ini.

Menurut tim peneliti yang dipimpin oleh Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH, bersama peneliti kedokteran komunitas dr. Levina Chandra Khoe, MPH, dan Ir. Wahyu Handayani.

“Kajian FKI juga mengidentifikasi 3 faktor kunci yang sangat  berdampak besar untuk mencegah stunting dalam jangka panjang, yaitu menurunkan  anemia (lewat skrining, optimasi intervensi tablet tambah darah dan nutrisi lain),  tingkatkan akses dan kualitas sanitasi dan air minum/air bersih dan peningkatan  kualitas ANC,” ujar Ray yang merupakan Peneliti Kedokteran Komunitas FKUI ini.

Ditambahkan Dr Ray Wagiu Basrowi, melalui systematic review mendalam, Tim FKI juga menemukan bahwa, terdapat hasil yang konsisten dari sejumlah penelitian skala besar tentang anemia pada ibu meningkatkan risiko stunting hingga 2,3 kali lebih besar.

“Sehingga intervensi skrining anemia di komunitas, posyandu dan layanan primer, mengoptimalkan intake zat besi, baik itu tablet tambah darah maupun asupan nutrisi  sumber protein dan zat besi harus jadi intervensi prioritas pada ibu hamil agar stunting  bisa dicegah secara berkelanjutan,” ujarnya.

Stunitng dan Dampaknya untuk Indonesia

Stunting—kondisi anak yang tumbuh lebih pendek dari standar usianya karena  kekurangan gizi kronis—tidak hanya disebabkan oleh kurangnya asupan makanan  bergizi, tetapi juga terkait erat dengan lingkungan hidup yang tidak sehat. Stunting telah menjadi salah satu isu kesehatan serius di Indonesia. Menurut data dari  Kementerian Kesehatan, sekitar 21,6% anak di bawah usia lima tahun di Indonesia  masih mengalami stunting. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi pertumbuhan fisik,  tetapi juga berdampak jangka panjang pada perkembangan kognitif, prestasi  pendidikan, dan produktivitas ekonomi di masa depan.

“Kami menyerukan kolaborasi lintas sektor yang lebih kuat, terutama di daerah-daerah  terpencil, untuk memastikan bahwa setiap anak memiliki akses ke air bersih dan  sanitasi yang layak,” tambah Nila Moeloek. Temuan ini diharapkan dapat menjadi  pendorong bagi pemerintah, organisasi masyarakat, dan sektor swasta untuk  mempercepat implementasi kebijakan dan program yang memperbaiki kondisi sanitasi. (Rls)

Berita Terkait

Leave a Comment