Serpongupdate.com – Untuk meningkatkan nilai jual anggrek, dan menjadikan anggrek sebagai hasil ekonomi kreatif dan inovasi, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Tangsel menggelar kegiatan penyuluhan pasca panen anggrek bertempat di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Jombang,Ciputat, Selasa (26/9).
Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany, menjelaskan, penyelenggaran pelatihan pasca panen dan pengolahan hasil yang merupakan langkah strategis bagi peningkatan kesejahteraan petani serta terciptanya sumberdaya manusia pertanian yang handal dan mampu bersaing melalui penguasaan teknologi pasca panen dan pengolahan hasil pertanian yang ditunjang dengan strategi pemasaran yang tepat,sehingga mampu mandiri dan sejahtera melalui pengembangan usaha pertanian berwawasan agribisnis.
“Dengan teknologi bisa memanfaatkan hasil panen ini, para petani atau pengrajin ini tidak perlu lagi menyewa toko untuk menjual hasil produksinya. Para pengrajin ini bisa mengembangkan usahanya melalui media online, bisa memasarkan produknya disana, jadi tidak perlu sewa toko dan membayar karyawan, namun dikemas secara cantik dan menjual produk bisa meningkatkan pendapatan bagi pengrajin ini,”ungkap Airin saat sambutan di kegiatan penyuluhan pasca panen ini.
Airin berharap para pengrajin ini dapat berinovasi, menghasilkan sebuah rangkaian bunga yang bagus, dan dapat memasarkan produknya tidak hanya dalam bentuk bahan baku saja, namun dengan rangkaian bunga yang cantik.”Kemasan yang menarik dapat meningkatkan nilai jual, yang seharusnya Rp 100 ribu, bisa menjadi Rp 500 ribu,” jelasnya.
Sementara Kepala Seksi Pertanian Jarullah, menjelaskan, kegiatan pelatihan ini untuk menjadikan anggrek sebagai hasil ekonomi kreatif dan diikuti sebanyak 40 peserta yang berasal dari tujuh kecamatan yang ada di Kota Tangsel.
“Kegiatan ini untuk meningkatkan sumber daya manusia masyarakat Tangsel dan peningkatan nilai jual anggrek, selama ini masyarakat menjual bahan bakunya saja, dijual dengan potongan, misalnya sepotong Rp 2 ribu, namun jika pengrajin ini mengemas rangkaian bunganya maka nilai jualnya pun akan lebih,” katanya.
Kepala DKP3 Tangsel Nur Selamat menjelaskan, Tangsel didominasi petani anggrek, hasil produksinya dijual ke rawa kalong sebanyak 80 persen, untuk itu pihaknya ingin pengrajin ini tidak hanya menjual bahan baku namun kemasan.
“Kita ingin pengrajin ini mendapatkan ilmu dalam merangkai bunga, dan menstimulasi mereka untuk berlomba-lomba menyajikan atau berkreasi dalam membentuk kemasan anggrek ini,”singkatnya. (udh)