Puasa di bulan Ramadan, bisa memberikan efek baik terhadap kesehatan. Namun, bagi penderita diabetes, menjalankan puasa harus terlebih dulu berkonsultasi dengan dokter.
“Minimal 2 bulan sebelum puasa Ramadan, penderita diabetes konsultasi ke dokter dan rutin lakukan pemeriksaan gula darah,” ujar dr. Johanes Purwoto, Sp.PD-KEMD, Spesialis Diabetologist dan Endocrinologist, Siloam Hospitals Lippo Village Tangerang.
Penderita diabetes boleh saja berpuasa, tetapi harus selalu melakukan pemeriksaan gula darah dan mengatur pola makan. Berikut kategori penderita diabetes berdasarkan atas boleh tidaknya mereka berpuasa, yakni risiko sangat tinggi (tidak direkomendasikan berpuasa), risiko tinggi (diperbolehkan tidak berpuasa), risiko sedang (dapat menjalankan puasa dengan hati-hati), risiko rendah (boleh berpuasa).
Menurut Johanes, berpuasa di bulan Ramadan dapat menjadi latihan bagi penderita diabetes untuk mengontrol tekanan gula darah. Perlu digarisbawahi, bagi mereka yang sudah terlanjur puasa, jika gula darahnya tidak stabil, segera batalkan puasa agar tidak membahayakan dirinya.
“Agar bisa puasa Ramadan. Sebaiknya bagi penderita diabetes untuk melakukan pra puasa sebelum puasa Ramadan. Supaya saat Ramadan siap atau tidak berpuasa sudah bisa diketahu,” terang Johanes saat acara buka puasa bersama awak media dengan tema “Menyiasati Kadar Gula Darah Bagi Diabetisi Selama Puasa” yang berlangsung Selasa 30 Mei 2017.
Selama Ramadan, tidak ada perubahan pola makanan. Namun, bagi penderita diabetes dianjurkan untuk lebih banyak mengonsumsi dengan memperbanyak makan buah dan sayuran berserat tinggi. Serta kurangi mengkonsumsi daging sapi atau kambing dan lebih baik makan daging ayam tanpa kulit atau ikan.
“Sementara untuk sumber karbohidrat, sebaiknya dianjurkan makan nasi merah atau roti gandum. Hindari sumber lemak jahat seperti santan dan gorengan,” terangnya.
Porsi makanan saat puasa juga disesuaikan, yaitu saat berbuka puasa, setelah tarawih dan sahur Pastikan juga asupan cairan saat berpuasa tercukupi dengan baik setelah buka puasa dan tarawih.
Lebih lanjut dia mengatakan, dianjurkan bagi penderita diabetes bisa melakukan shalat taraweh. Gerakan shalat tarawih sama saja dengan berolahraga. Juga bagi penderita diabetes agar melakukan diet dan olahraga teratur dan lakukan kontrol secara berkala ke dokter.
Penderita diabetes, saat berbuka puasa boleh makan yang manis, namun jangan berlebihan karena memicu diabetas jadi resiko tinggi. Minumlah 8 gelas per hari dan diatur waktunya, namun disesuaikan juga dengan ukuran tubuh dan profesi seseorang. ”Hindari minum kopi dan teh, karena keduanya banyak menguras cairan dalam tubuh dan selalu ingin buang air kecil,” katanya.
Sebagai informasi. Gula darah yang normal adalah 70-130 mg/dL (miligram/deciliter). Kalau kurang dari 90 mg/dL di sore hari dinilai sudah harus berhati-hati, apalagi kurang dari 70 mg/dL, baiknya puasa dibatalkan karena tubuh akan semakin drop bila dipaksakan. Ini dikarenakan tidak adanya asupan makanan sehingga gula terlalu rendah.
Namun diabetas juga dianggap berbahaya bila sudah ada diambang 126-300 mg/dL. Untuk itu, dihimbau perlu disiasati kadar gula darah bagi diabetes selama puasa. Bila sudah ada tanda-kurang fokus, banyak berkeringat seperti di tangan, jantung berdebar lebih kencang, wajib memeriksakan diri ke dokter atau rumah sakit, karena penderita sudah drop.
“Jika drop segera batalkan puasa dengan dengan yang manis. Seperi minum sirup atau teh manis. Jika kadar gula tinggi, jangan sampai kekurangan cairan, karena bisa membuat darah kental sehingga berdampak pada jantung dan dapat mengakibatkan struk,” ungkap Johanes.
Pengobatan diabetes saat berpuasa harus disesuaikan, karena jika tidak, dapat timbul komplikasi seperti hipoglikemia yang dapat membahayakan. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.