Serpongupdate.com – Maghfiroh (28), belum benar-benar pulih dan masih merasakan trauma akibat penganiayaan yang dilakukan mantan majikannya pada (10/8/2018) kemarin. Dia dipukuli dan di katakan kasar oleh mantan majikannya, dihadapan umum dan orang tuanya.
Junaedi, adik Maghfiroh menceritakan, kronologi awal penganiayaan yang dialami kakaknya itu. Bermula saat Maghfiroh, janda dua anak ini bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga (PRT) di rumah keluarga EA, di Perumahan Bintaro, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).“Kakak saya bekerja di rumah itu, disalurkan dari Yayasan Citra Kartini di Bintaro, karena majikannya kasar dia tidak betah, dan meminta yayasan menjemputnya,” ucap Junaedi, Senin (20/8/2018).
Karena tak kunjung dijemput, dan Maghfiroh diminta yayasan untuk bertahan di rumah itu, akhirnya Maghfiroh kabur dari rumah majikanya itu pada pertengahan Juli 2018.
Selang beberapa lama, kemudian mantan majikan itu, mendatangi rumah orang tua Maghfiroh di Kampung Janada Desa Jagabaya, Parung Panjang, Kabupaten Bogor.
“Karena kakak saya sedang bekerja, akhirnya diantar orang tua ke tempat dia bekerja di konveksi di Parung Panjang. Tak lama kemudian kakak saya justru dituduh mencuri, ditoyor, dipukuli dan dikata kasar oleh mantan majikannya itu. Karena kakak saya diminta mengaku melakukan pencurian di rumah mantan manikanya,” terang dia.
EA lanjutnya datang bersama dua pria yang belakangan diketahui sebagai petugas keamanan perumahan dan sopir pelaku. “Awalnya mereka datang baik-baik, mau ngobrol dengan kakak saya, makanya orang tua saya antar dia ke tempat kerja kaka. Ternyata pas bertemu diperlakukan seperti itu didepan orang tua saya,” katanya.
Tak hanya itu, pelaku kemudian menyeret paksa Maghfiroh masuk ke dalam mobil. Di mobil tersebut, maghfiroh dicecar soal barang yang dituduhkan mantan majikannya telah dicuri.“Masih di Parung Panjang, mobil berhenti di kios pangkas rambut, kakak saya dibotaki kepalanya, dan kembali diseret ke dalam mobil dibawa ke rumah pelaku untuk dikonfrontir dengan pekerja lain di rumah itu,” ucapnya.
Selang beberap waktu, lanjut Junaedi, pihaknya baru mengetahui keberadaan sang kakak dan langsung menjemputnya.“Saya lacak sudah berada di yayasan, akhirnya kami jemput. Kami kaget karena kakak saya digunduli, dan ada luka bekas pukulan,” kata dia.
Dirinya mengaku, kasus penganiayaan tersebut, sudah di laporkan ke Mapolsek Parung Panjang. Berharap Polisi bisa cepat mengungkap pelaku. “Sudah kami laporkan, kami ingin ini cepat ditindaklanjuti. Jangan sampai orang miskin seperti kami bisa dilakukan seenaknya oleh orang-orang seperti mereka,” katanya. (han)