32.1 C
Tangerang Selatan
Senin, 7 Oktober 2024
Serpong Update
HEALTH

dr. Asrafi Rizki Gatam, Sp.OT (K) Spine Eka Hospital BSD : Fenomena Saraf Terjepit di Kalangan Pekerja, Ini yang Harus Diketahui

Serpongupdate.com – Hernia Nukleus Pulposus (HNP) atau biasa disebut dengan saraf terjepit merupakan sebuah kondisi ketika tulang belakang menerima tekanan berlebih sehingga menyebabkan bantalan yang terletak diantara tulang belakang mengalami kerusakan.

“Saraf terjepit dapat menyebabkan rasa sakit intens, kelemahan otot, dan ketidaknyamanan sehari-hari. Hal itu juga dialami oleh beberapa para pekerja,  gejala ini sebagai akibat dari pekerjaan yang melibatkan posisi duduk atau berdiri dalam jangka waktu yang lama, serta penggunaan peralatan yang kurang tepat,” ujar dr. Asrafi Rizki Gatam, Sp.OT (K) Spine, Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Konsultan Tulang Belakang Eka Hospital BSD kepada sejumlah jurnalis di Jakarta, 20 Desember 2023.

dr. Asrafi  mengatakan,  banyak pekerja mengabaikan pentingnya menjaga postur tubuh yang baik selama bekerja. Ini dapat menyebabkan tekanan berlebih pada saraf, yang pada gilirannya dapat mengakibatkan terjepitnya saraf.

Seperti halnya pada awak media. Dirinya menyarankan agar jurnalis dalam menggunakan laptop saat mengetik berita, harus dijeda. Minimal 15 menit untuk berdiri sambil berjalan. Jangan terlalu lama duduk saat bekerja.

Untuk mencegah kasus saraf terjepit, ia menyarankan saat di tempat kerja, seperti kursi yang mendukung punggung, meja yang sesuai tinggi, dan istirahat singkat untuk menghindari posisi statis yang terlalu lama. Selain itu, senam atau olahraga ringan di tengah waktu kerja juga dianggap bermanfaat untuk menjaga kebugaran tubuh.

Seperti diketahui, Saraf kejepit dapat terjadi pada hampir setiap bagian tulang seperti kaki hingga leher, namun biasanya paling sering terjadi pada tulang punggung bagian bawah. Terlepas dari di mana letak saraf kejepit, hal ini dapat menyebabkan rasa nyeri, mati rasa, hingga kelemahan atau kelumpuhan pada salah satu atau kedua kaki.

“Ciri dan gejala penyakit saraf kejepit atau HNP sangat khas, yaitu adanya nyeri yang menjalar dari leher sampai ke tangan, terasa kebas, kesemutan, terasa terbakar, hingga sensasi kesetrum, yang sifatnya terus-menerus dan tidak hilang dalam jangka waktu yang panjang,” terangnya.

Secara umum, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk terkena saraf terjepit, seperti:

  • Usia, semakin tua usia seseorang maka semakin tinggi juga risiko seseorang untuk terkena saraf terjepit.
  • Berat badan, juga bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami saraf terjepit.
  • Riwayat saraf terjepit, atau riwayat keluarga pernah mengalami saraf terjepit.

Terkait siapa saja yang renten terkena saraf terjepit. dr. Asrafi mengungkapkan, saraf kejepit memang biasanya menyerang orang–orang yang memiliki risiko tinggi, salah satunya yaitu para pekerja. Beberapa pekerjaan seperti kuli bangunan, pengantar galon air, hingga pekerja pabrik dan logistik memiliki rutinitas yang membuat mereka terbiasa untuk sering mengangkat beban berat. Tanpa disadari hal ini menjadi salah satu risiko yang dapat menyebabkan orang mengalami low back pain dan saraf terjepit.

“Namun meski begitu, ini bukan berarti saraf terjepit hanya terjadi pada pekerja lapangan, pekerja kantoran juga memiliki risiko tersendiri yang dapat menyebabkan mereka bisa mengalami low back pain dan saraf terjepit. Pekerja kantoran menghabiskan sebagian waktunya duduk di kursi, dimana ini bisa menaruh lebih banyak kompresi pada tulang belakang dibandingkan pada saat berdiri,” terangnya.

Mengatasi saraf terjepit kini sudah dimudahkan dengan adanya kemajuan metode dan teknologi untuk mengatasi masalah tulang belakang seperti low back pain dan HNP (saraf terjepit), yaitu melalui endoskopi tulang belakang. Endoskopi merupakan sebuah teknologi berbentuk selang kecil yang dilengkapi dengan kamera dan lampu sorot di ujungnya yang digunakan untuk melakukan inspeksi ke bagian dalam tubuh tanpa harus melakukan pembedahan besar.

Penggunaan endoskopi hanya memerlukan luka sayatan kecil sebesar 1-2 cm sehingga proses operasi serta pemulihan pasca operasi juga menjadi lebih efisien dan cepat. Endoskopi biasa digunakan untuk pemeriksaan organ tubuh dalam seperti saluran pencernaan, namun juga bisa dan sering digunakan untuk mengatasi permasalahan tulang belakang, salah satunya yaitu saraf terjepit.

Ada banyak jenis endoskopi tulang belakang dengan metode dan penanganan yang berbeda, seperti Biportal Endoscopic Spinal Surgery (BESS), Percutaneous Endoscopic Lumbar Discectomy (PELD), dan masih banyak lagi. Hanya dokter yang dapat menentukan metode mana yang tepat bagi setiap pasien, karena setiap kasus saraf terjepit memiliki permasalahannya tersendiri.

Adapun beberapa kelebihan yang dapat dilakukan dari endoskopi tulang belakang, yaitu:

-Hanya memerlukan obat bius lokal, sehingga pasien akan tetap dalam kondisi terjaga dan berkomunikasi membantu dokter untuk mengidentifikasi rasa nyeri.

-Metodenya yang minimal invasif membuat endoskopi tulang belakang lebih rendah untuk mengalami risiko komplikasi.

-Durasi tindakan yang lebih cepat, sehingga lebih efektif untuk dilakukan dan pasien dapat pulang dengan cepat.

-Masa pemulihan yang lebih cepat karena prosesnya yang minimal invasif sehingga luka sayatan lebih kecil dan membutuhkan waktu yang lebih cepat untuk pulih.

Dalam beberapa kasus saraf terjepit yang lebih berat dan membutuhkan pemasangan implan atau bantalan artifisial, dokter dapat menggunakan Robotic Navigation Spine Surgery, metode terbaru dalam dunia kedokteran yang menggunakan teknologi robot untuk menangani masalah tulang belakang. Hanya dokter spesialis tertentu yang mendalami dan memiliki kemampuan khusus yang dapat mengoperasikan teknologi tersebut.

Penggunaan Robotic Navigation Spine Surgery memiliki kelebihan yaitu memiliki tingkat akurasi penempatan implan mencapai 99,9% dan tingkat keberhasilannya mencapai 100%. Penggunaan teknologi ini juga dapat mempersingkat waktu operasi serta risiko infeksi yang lebih kecil. Selain saraf terjepit, Robotic Navigation Spine Surgery juga sering digunakan untuk mengatasi masalah tulang belakang lainnya, seperti skoliosis hingga tumor tulang.

“Ada banyak jenis pengobatan masalah tulang belakang yang tersedia saat ini, dan masing-masing metode tersebut memiliki kelebihan dan manfaatnya tersendiri. Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi dapat membantu pasien dalam menentukan metode mana yang tepat untuk mengatasi penyebab low back pain yang dimiliki pasien,” pungkasnya. (Red)

Berita Terkait

Leave a Comment