27.1 C
Tangerang Selatan
Selasa, 26 November 2024
Serpong Update
HEALTH

Fenomena Anak-Anak Cuci Darah, Apa Penyebabnya?

Serpongupdate.com – Belakangan ini ramai sekali di media sosial mengenai banyaknya anak-anak yang harus cuci darah di RSCM. Padahal sebelumnya, secara umum cuci darah sering dikaitkan sebagai penyakit orang dewasa. Lantas mengapa hal ini terjadi? Adakah lonjakan kasus anak-anak mengalami sakit ginjal.

Seperti diketahui baru-baru ini ramai penderita ginjal di usia anak-anak yang ditangani oleh RSCM, sekitar 30 anak melakukan cuci darah rutin. Namun jumlah banyak ini bukanlah karena lonjakan kasus tetapi karena RSCM adalah rumah sakit rujukan untuk penyakit ginjal. Jadi pasien yang datang berasal dari seluruh Indonesia.

Kebanyakan kasus ini terjadi karena penyakit bawaan, terutama sindrom nefrotik (Kondisi medis yang memengaruhi ginjal dan menyebabkan sejumlah gejala yang khas). Berkaca dari sini, orangtua perlu sekali mengetahui penyakit-penyakit ginjal yang bisa dialami anak-anak. Dan langkah-langkah apa yang bisa dilakukan untuk mencegahnya.

Penyebab anak-anak harus cuci darah

  • Penyakit Ginjal Bawaan: Beberapa anak dilahirkan dengan kondisi ginjal yang tidak sempurna, sehingga fungsi penyaringan darah terganggu sejak lahir.
  • Infeksi: Infeksi saluran kemih yang berulang atau infeksi serius lainnya dapat merusak ginjal.
  • Kelainan Genetik: Beberapa kelainan genetik dapat menyebabkan kerusakan ginjal progresif.
  • Penyakit Kronis: Penyakit seperti diabetes melitus, hipertensi, dan glomerulonefritis (peradangan pada glomerulus ginjal) dapat merusak ginjal dalam jangka panjang.
  • Obstruksi Saluran Kemih: Penyumbatan pada saluran kemih dapat menyebabkan tekanan pada ginjal dan merusak fungsinya.
  • Faktor Lingkungan: Paparan bahan kimia berbahaya, obat-obatan tertentu, dan polusi dapat meningkatkan risiko kerusakan ginjal.

Bagaimana mencegah kerusakan ginjal pada anak?

  • Deteksi dini: Pemeriksaan kesehatan rutin sangat penting untuk mendeteksi dini adanya kelainan ginjal.
  • Pengobatan infeksi: Segera obati infeksi saluran kemih dan infeksi lainnya.
  • Kontrol penyakit kronis: Jika anak memiliki penyakit kronis, seperti diabetes atau hipertensi, kontrol penyakit tersebut dengan baik.
  • Gaya hidup sehat: Ajak anak untuk menerapkan gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur, dan cukup istirahat.
  • Hindari paparan bahan berbahaya: Lindungi anak dari paparan bahan kimia berbahaya dan polusi.

Pengobatan untuk anak dengan kerusakan ginjal

Pengobatan akan disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahan kerusakan ginjal. Beberapa pilihan pengobatan yang mungkin dilakukan antara lain:

  • Obat-obatan: Untuk mengontrol tekanan darah, mengurangi peradangan, dan mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut.
  • Dialisis: Cuci darah (dialisis) adalah prosedur untuk membersihkan darah dari zat-zat sisa ketika ginjal tidak dapat berfungsi dengan baik.
  • Transplantasi ginjal: Transplantasi ginjal adalah pilihan terakhir untuk anak dengan gagal ginjal stadium akhir.

Apakah kerusakan ginjal bisa disembuhkan?

Sayangnya, kerusakan ginjal yang sudah parah tidak dapat disembuhkan sepenuhnya. Namun, dengan pengobatan yang tepat, perkembangan penyakit dapat diperlambat dan kualitas hidup anak dapat ditingkatkan.

Anak-anak yang harus menjalani cuci darah atau transplantasi ginjal biasanya harus menjalani pengobatan ini seumur hidup. Namun, dengan dukungan keluarga, tenaga medis, dan kemajuan teknologi, mereka tetap dapat menjalani hidup yang aktif dan produktif.

Fenomena anak-anak yang harus menjalani cuci darah memang mengkhawatirkan, namun dengan deteksi dini, pencegahan yang tepat, dan pengobatan yang memadai, banyak kasus penyakit ginjal pada anak dapat dikelola dengan baik. Penting bagi orang tua untuk selalu memperhatikan kesehatan anak dan berkonsultasi dengan tenaga medis jika ada tanda-tanda masalah ginjal. Dukungan dan penanganan yang tepat akan membantu anak-anak yang mengalami masalah ginjal untuk tetap menjalani kehidupan yang sehat dan aktif. (dr. Marissa Tania Stephanie Pudjiadi, Sp.A, Dokter Spesialis Anak Eka Hospital BSD)

Berita Terkait

Leave a Comment