Serpongupdate.com – Keresahan masyarakat Tangerang Selatan (Tangsel) terkait maraknya tempat maksiat di kota tercinta ini rupanya cukup tinggi. Hal ini terbukti dalam Diskusi Publik yang digelar oleh Forum DKM di RM Kambing Muda Paijo Rawabuntu Serpong, Kota Tangsel, Sabtu (02/02/2019).
Menurut Ketua Penyelenggara, Arif Wahyudi yang juga merupakan Ketua Forum DKM Tangsel, mengatakan saat ini sering terjadi bencana seperti di Lombok, Palu dan baru-baru ini terjadi bencana di Anyer dan Pandeglang.
“Artinya bencana alam semakin dekat dengan kita. Yang menjadi pertanyaan adalah kenapa bencana sering melanda kita, salah satunya penyebabnya adalah banyaknya tempat maksiat yang dibiarkan.
Sebenarnya masyarakat juga tahu dengan keberadaan tempat-tempat maksiat tetapi masyarakat takut untuk melaporkannya,” kata Arif
Menurut Arif pihaknya yakin seluruh masyarakat sesungguhnya tidak ingin Kota Tangsel ini berlumuran maksiat.
“Jika masyarakat membiarkan maka yang terkena azab bukan saja yang melakukan maksiat tetapi seluruh masyarakat bisa terkena azab Allah Swt,” kata Arif.
Sementara itu Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera di DPRD Kota Tangsel, Siti Chadijah menjelaskan peran DPRD Tangsel dalam upaya memberantas maksiat di Tangsel ini.
“Kami bersama dengan wartawan pada tahun 2012 dan 2013 melakukan sidak ke Hotel di Ciputat yang banyak terjadi maksiat disana dan Pondok Kacang Barat yang banyak warung remang-remang. Pada tahun 2015 DPRD Tangsel dan Pemkot Tangsel berhasil menutup Alang-alang dan Pondok Kacang Barat, Tahun 2016 menutup lokasi warung remang-remang di Pondok Kacang Timur serta tahun 2017 berhasil menutup warung remang-remang di Tegal Rotan,” kata Siti Chadijah.
Perwakilan FPI Jafar Sidiq yang juga hadir dalam Diskusi bertema “Mencari Cara Membersihkan Tangsel dari Tempat Maksiat”, ini mengutarakan keprihatinannya banyaknya lokasi yang dijadikan lokasi maksiat.
“Di sebuah Apartemen didekat rumah saya di Ciputat diduga dijadikan tempat maksiat, ini informasi dari anggota FPI,” kata Jafar Sidiq.
Untuk itu Jafar Sidiq meminta tindakan tegas dari Pemerintah Daerah.
“Jangan sampai Tangsel ini diazab terutama karena banyaknya LGBT disini. Karena diduga di Tangsel ini cukup marak LGBT. Anggota FPI sudah sering melaporkan lokasi-lokasi tempat maksiat tetapi hingga saat ini masih terus ada,” ucap Jafar.
Hadir pula Kepala Satpol PP Tangsel Chaerul Saleh yang menjelaskan kerja Satpol PP dalam memberantas kemaksiatan di Tangsel ini.
“Kami secara rutin sudah melakukan razia miras di sejumlah tempat di Tangsel ini, namun yang terjadi adalah disatu sisi di razia tetapi muncul lagi dilokasi yang lain. Tidak menutup kemungkinan juga ada yang membekingi. Untuk itu setiap melakukan razia juga kami selalu berkoordinasi dan menyertakan Polisi Militer serta TNI Polri,” terang Saleh.
Untuk penutupan tempat-tempat maksiat, lanjut Saleh, Satpol PP senantiasa bekerjasama dengan seluruh elemen masyarakat untuk melakukan langkah tegas terhadap tempat maksiat.
“Memang beberapakali razia yang dilakukan terjadi kebocoran, tidak tahu kebocorannya dimana. Dibutuhkan kerjasama dari seluruh pihak yang ada di Tangsel ini untuk memberantas lokasi-lokasi kemaksiatan,” paparnya.
Rencana dari hasil diskusi ini akan diteruskan kepada Walikota Tangsel sebagai masukan dan aspirasi dari masyarakat yang menginginkan Tangsel bebas dari segala kemaksiatan. (Nto).