Serpongupdate.com – Perjuangan orang tua bagi putra putri mereka tak akan pernah berhenti sampai titik darah penghabisan, selama masih bisa berjuang, jiwa dan raga orang tua di pertaruhkan demi sang anak.
Seperti yang dialami salah seorang wali murid pendaftar PPDB online, di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Mamah Putri, harus dilarikan ke rumah sakit terdekat, setelah mengalami pendarahan saat memperjuangkan sang buah hati, yang terhapus datanya di kolom peserta pendaftaran SMP Negeri di Pamulang.
Minan sang suami, menerangkan, dia bersama sang istri telah mendatangi posko permasalahan PPDB di SMPN 11 sejak pagi pukul 06.00 WIB. Saat itu, dirinya tak mendapat jawaban pasti atas aduan yang dilaporkan.“Engga ada kejelasan kami hanya disuruh menulis permasalahan, lalu engga ada solusi karena Jumat dan Sabtu ini adalah waktu daftar ulang, Senin 16 Juli sudah efektif masuk sekolah,” terang Minan, Jumat 13 Juli 2018 di Pemkot Tangsel.
Dia bersama sang istri kemudian hendak mendatangi langsung Kantor Dinas Pendidikan Tangsel, di Pusat Pemerintah Kota Tangsel, yang berada di jalan Raya Maruga, Ciputat.“Sampai jam 09.00 WIB di Kantor Dindik kami juga engga dapet solusi apa-apa, kami mondar-mandir, kesana-kemari mencari orang dinas yang bisa memberikan jawaban jelas atas permasalah kami, tapi tak ada,”’kata Minan.
Sampai selepas salat Jumat, Minan dikabarkan orang tua lain yang bersama menggeruduk kantor Dindikbud bahwa istrinya mengalami pendarahan. “Ya begini kondisinya, istri saya mungkin kelelahan karena usia kandungan masih muda, fikiran juga,” kata Minan Pasrah.
Minan menceritakan, keluhnya memperjuangkan nasib sang anak, Putri Mutiara Ramadani, yang baru lulus SD di Pamulang ini.
Prestasi akademiknya pun terbilang gemilang, Putri mampu meraih NEM 26,3 atau masih lebih tinggi dibanding anak-anak lain yang diterima berdasarkan hasil pengumuman PPDB online pada laman ppdb.dindikbudtangsel.com tersebut.
“Jadi sama dengan orang tua siswa lain yang mengadukan hilangnya data anak anak kami. Anak saya ini daftar dari luar zona dengan NEM 26,3 tidak ada namanya, sementara dengan pilihan sekolah yang sama, anak lain dengan NEM lebih rendah masuk. Saya lihat di kolom pendaftar juga engga ada nama anak saya, jadi bagaimana anak saya bersaing, data di kolom pendaftar saja tidak ada,” bilang Minan.
Mamah Putri, lanjut Minan saat ini sedang mengandung anak ke tiganya, sejak hari pendaftaran online di tanggal 4 Juli 2018, dia mengaku telah mengalami kendala untuk melakukan pendaftaran.
Saat ini mamah Putri telah dibawa ke RSIA Buah Hati, Pamulang, untuk memeriksakan kandungan setelah mengalami pendarahan karena di pingpong saat memperjuangkan nasib sang anak.
Ditemani suaminya, Mamah Putri diangkut ambulance ke rumah sakit tanpa mendapat penjelasan yang terang, dari pejabat terkait tentang nasib nama anaknya yang hilang. (han)