Ratusan warga Kampung Babakan, Kota Tangerang turun mendatangi sugai Cisadane, mereka datang untuk mandi dan mengikuti ritual yang diagendakan warga setiap jelang datanganya bulan suci Ramadan. Ritual yang disebut warga Keramas merang ini didominasi oleh anak-anak dan orang dewasa, nampak juga puluhan lansia mengikuti ritual bersih-bersih jelang Ramadan itu.
Samiar, 65, warga kampung setempat mengaku, ritual mandi di sungai Cisadane itu berlangsung sejak dia masih kanak-kanak. Kala itu, air di sungai Cisadane masih sangat jernih dan bersih sehingga warga meyakini kegiatan tersebut untuk terus dilakukan setiap jelang puasa.
“Dulumah bersih engga ada sampah, airnya juga bening, engga butek begini,” kata dia.
Ritual yang disebut keramas merang itu lanjut Samiar, berawal dari kebiasaan warga yang melakukan keramas dengan menggunakan merang. Merang yang telah diolah sedemikan rupa itu, digunakan warga zaman itu sebelum mengenal adanya sampo.
“Dulu tidak kenal sampo, nenek kakek kami pakai merang buat keramas,” ucap dia Kamis 25 Mei 2017, di bantaran Cisadane.
Walikota Tangerang, Arief R Wismansyah, yang menghadiri kegiatan rutin warga itu, menyampaikan keinginannya untuk menjadikan sungai Cisadane sebagai aset yang dapat memberi manfaat banyak bagi warga Kota Tangerang.
“Ini harus terus dilestarikan, keuntungan kita menjadikan ini sebagai kawasan wisata yang layak bagi semua warga,” katanya.
Maka dari itu, dirinya mengajak semua masyarakat Kota Tangerang untuk menjaga kebersihan dan kelestarian sungai Cisadane tersebut.
Ditegaskan Arief, Kota Tangerang telah memiliki konsep untuk menjadikan sungai Cisadane sebagai water front city, atau kota yang menghadap ke sungai.
“Karena kekayaan kita ini ada sungai cisadane di Kota tangerang, ini harus kita manfaatkan untuk kemaslahan bersama,” terang dia.(han)