Serpongupdate.com – Belum usainya pandemi COVID-19, mendorong peneliti LIPI mengembangkan alat deteksi virus SARS-CoV-2 menggunakan metode RT-LAMP, serta minuman kesehatan fermentasi dari jambu biji merah, dan masker kain disinfektor lapis tembaga anti Covid-19.
“LIPI bersama para penelitinya terus bekerja melakukan penelitian dan pengembangan dalam rangka mencari solusi untuk penanganan wabah COVID-19,” jelas Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI, Agus Haryono, Jumat (05/06/2020).
Dalam mendeteksi COVID-19 yang akurat, umumnya digunakan motede reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR). Namun, metode ini membutuhkan alat yang mahal dan harus dilakukan di laboratorium atau rumah sakit besar.
Peneliti Pusat Penelitian Kimia, Tjandrawati Mozef dan timnya mengembangkan penelitian deteksi RNA virus SARS-CoV-2 (COVID-19) dengan teknik RT-LAMP (reverse transcription loop-mediated isothermal amplification), yang menggunakan cara deteksi secara turbidimetri.
“Metode RT-LAMP dipilih karena lebih memungkinkan dilakukan di rumah sakit atau laboratorium dengan fasilitas lebih sederhana, dan dapat diperoleh hasilnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, sehingga Secara cepat dan akurat, seseorang dapat diketahui apakah terinfeksi virus SARS-CoV-2 atau tidak,” terang Tjandrawati.
Sedangkan Yati Maryati dan tim peneliti Pusat Penelitian Kimia LIPI, juga mengembangkan riset buah jambu biji merah yang diproses menjadi minuman suplemen daya tahan tubuh, untuk pencegahan penularan COVID-19. Minuman ini memberikan efek menguntungkan bagi kesehatan apabila dikonsumsi secara rutin sebagai upaya pencegahan penyakit COVID-19.
Yati Maryati mejelaskan melalui fermentasi, jambu bij merah akan meningkatkan potensi komponen bioaktifnya seperti polifenol, flavonoid dan antioksidan.
“Serat dan asam-asam organik yang dihasilkan seperti asam laktat, asam asetat, asam malat, glukonat, glukoronat, dan asam hyaluronic, yang berpotensi tinggi memperkuat sistem imun, meningkatkan energi dan mendetoksi racun,” Jelasnya
Sementara Deni Shidqi Khaerudini dan tim peneliti Pusat Penelitian Fisika LIPI mengembangan masker kain disinfektor berbasis lapisan tembaga sebagai anti COVID-19.
Masker disinfektor ini dirancang dengan metode sederhana dan biaya terjangkau, serta menggunakan bahan baku yang mudah didapat di dalam negeri, sehingga dapat difabrikasi secara cepat dan praktis.
“Secara sederhana, material aktif tembaga berperan sebagai contact killer sekaligus mereduksi ukuran pori masker kain. Pengaplikasian tembaga dilakukan dengan cara pelapisan langsung atau penyisipan lembaran tembaga ke dalam masker kain,” jelasnya. (Ccp)