Serpongupdate.com – Sosok Ciputra yang berhasil mengantarkan dirinya menjadi salah satu pengusaha properti yang sukses berhasil membangun sejumlah perumahan besar. Antara lain Pondok Indah, Bintaro, BSD, Ancol dan Pasar Senen.
Perjalanan bisnis Ciputra Grup tak lepas dari sosok entrepreneur Indonesia Tjie Tjin Hoan atau yang akrab disapa Ciputra. Dalam buku biografi berjudul “The Passion of My Life”, Alberthine Endah mencoba merefleksikan jatuh bangun Ciputra dalam mengembangkan bisnis.
Diceritakan Ciputra terlahir dari keluarga susah. Bahkan ia mengaku selama 80 tahun dalam menyusun biografi selama dua tahun hal yang paling sulit mengingat masa lalu. Dalam buku ini diulas bagaimana Ciputra merintis kariernya dengan penuh perjuangan yang disertai tak hanya tetesan keringat, tapi juga air mata.
“Ada kesulitan bagi saya dimana harus mengingat masa lalu saat saya usia enam tahun adalah masa-masa yang cukup sulit. Saya adalah orang yang tidak suka memikirkan masa lalu tapi lebih suka memikirkan masa depan,” ucap Ciputra di hadapan ratusan mahasiswa dan pelaku Usaha Kecil Menangah (UKM).
Hal ini, ia tuliskan dalam biografinya bawah “Kesusahan hebat itu telah menumbuhkan mimpi yang luar biasa kuat. Mimpi untuk bisa keluar dari kesulitan dan menjadikan diri saya orang yang bermartabat” seperti dituliskan oleh Alberthiena.
Meski usianya sudah 86 tahun, namun gaya komunikasinya masih fasih, jelas, lantang mudah dicerna. Terbukti keselurahan peserta serius mendengarkan dan menyimak penyampaian-penyampaian Ciputra dalam seminar publik bertajuk “Becoming Great Entrepreneur” pada Selasa siang, (17/4) .
Ciputra mengaku senang masih bisa berbagi cerita, bertatap muka dengan mahasiswa yang penuh optimis menapaki jalan masa depan. Ia mengaku memilih properti adalah hal yang tepat andai saja waktu itu dirinya memilih usaha yang lain mungkin belum tentu akan berhasil seperti saat ini. “Sejak kecil saya bercita-cita ingin menjadi insinyur tapi setelah besar saya tertarik ke properti,” terangnya.
Satu alasan yang akhirnya membuat dirinya perlu menuliskan buku perjalanan hidup agar dapat dibaca orang banyak, diikuti jejaknya memberantas kebodohan, kemiskinan, kesukaran dan membangun peradaban pada dunia usaha. ada banyak hal yang telah dilakukan dalam membangun Indonesia melalui entrepreneur termasuk ribuan Tenaga Kerja Wanita (TKW) di berbagai negara dilatih mandiri.
“Indonesia hanya enterpreneur tidak ada kata lain harus terwujud. Bukan mengirimkan TKW lagi kedepan. Mereka pulang ke Indonesia bukan lagi membeli properti. Tapi mereka yang membuat dan mengembangkan. Saya yakin 20 tahun Indonesia menjadi 10 terbesar dunia dan 40 tahun menjadi 4 besar dunia jika enterpreneur diterapkan. Jadi bukan hanya banyak jumlah warganya tapi juga kesejahteraan masyarakatnya,” cerita Ciputrea yang mengembangkan kota satelit BSD sekitar 35 tahun silam.
Ciputra mendapatkan penghasilan pertama kali, bukan dibelanjakan untuk kemewahan tapi ia keluarkan untuk jalan-jalan ke luar negeri selama tiga bulan. Ciputra lebih memilih mencari informasi sampai akhirnya ia menemukan cara pengembangan kota baru atau kota satelit lalu diterapkan di Indonesia.
Hasilnya ia mampu mengembangkan BSD, Bintaro kala itu masih sepi dan tidak ada orang yang tertarik. Tantangan menurut Ciputra adalah membuat akses untuk mempermudah orang bisa datang dan kepercayaan. Setelah semua dibuat kini Ciputra merasa senang dapat dinikmati banyak orang.
“Saat itu saya melihat Kota Jakarta sudah cukup semeraut maka perlu dicarikan solusi sebagai kota satelit. Bintaro saya beri nama karena ada buah bintaro dan BSD memang ada anama di sana Serpong,” turut pria berjas hitam dan bertopi bulat.
Sementara, Presiden Direktur Universitas Ciputra entrepreneurship center (UCEC) Antonius Tanan memberikan pernyataan yang cukup mengejutkan. Ia mengatakan banyak perguruan tinggi tak mampu menjamin mahasiswanya memperoleh pekerjaan. Bukan di Indonesia saja tapi di belahan dunia pun mengalami hal yang sama.
“Lulusan perguruan tinggi tak menjamin memperoleh pekerjaan. Banyak pekerjaan tanpa harus memiliki ijazah. Di Amerika saja demikian, hampir 50 persennya sulit memperoleh pekerjaan,” ucapnya.
Kenapa banyak anak muda sudah lulus perguruan tinggi tidak bisa menolong diri sendiri. hal ini mendapat jawaban dari Ciputra bahwa selain lulus perguruan tinggi juga harus lulus dari sekolah kehidupan.
Makanya ada ungkapan yang cukup terkanal untuk menjadi entrepreneurship jangan takut gagal. Gagal 10 kali berhasil satu kali. Maka ada istilah kata “waktu kamu muda buatlah kesalahan habiskan jatah gagalmu. Mumpung masih muda’.
Antonius memberikan bocoran, agar mampu menemukan gagasan bagi entrepreneur pertama yang dilakukan oleh Ciputra hanya bermodal baca koran ketika itu saat itu di Bandung sewaktu kuliah. Dengan modal baca koran akhirnya mampu menemukan gagasa. Ciputara tergaget-kaget melihat kondisi Jakarta waktu itu semeraut.
Ciputra menyatakan ini Jakarta ada problem dan ada peluang. Ciputara pun akhirnya ke Jakarta dan bertemu dengan Gubernur Ali Sadikin. Akhirnya Ciputara melahirkan bangunan gedung Pasar Senen sebagai projek pertama kali.
Pada acara itu hadir Rektor UPJ Rektor UPJ, Leenawaty Limantara serta jajaran para dosen tamu undangan lainnya. Usai acara para peserta meminta untuk foto bersama Ciputra. (red/sbr)