Serpongupdate.com – Melalui penelitian dan pengembangan (litbang) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) menginginkan industri nuklir bisa mendukung industri nasional, khususnya dalam bidang kesehatan, pertanian, lingkungan dan energi. Hal ini dikatakan oleh Deputy Bidang Teknologi Energi Nuklir Batan, Suryantoro, saat menggelar media briefing di Telaga Seafood BSD City, Tangsel, Kamis (2/5/2019).
“Litbang Batan telah menghasilkan berbagai penelitian di antaranya dalam bidang pertanian dengan temuan bibit padi unggul Si Denuk, pemanfaatan Sorgum, serta bibit unggul Kedelai Hitam. Di bidang kesehatan, melalui radio isotof dan farmaka, Batan telah menemukan obat untuk penderita kanker. Di bidang energi, saat ini Batan sedang menggali potensi uranium dan thorium yang ada di Indonesia,” tutur Suryantoro.
Suryantoro mengatakan bahwa Uranium dan thorium sebagai bahan bakar reaktor nuklir dan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), akan terus digali pemanfaatannya. “Saat ini di Indonesia ada 74 ribu ton uranium, dan 130 ribu ton thorium. Kedua sumber energi ini akan terus kita gali dan kelola pemanfaatannya, semakin banyak akan semakin baik,” ungkap Suryantoro.
“Sejak 30 tahun lalu, Indonesia telah memproduksi bahan bakar reaktor nuklir secara mandiri, yang tentunya sangat mendukung operasi dan keselamatan reaktor nuklir kita,” imbuh Suryantoro.
Hal lain yang sedang dikembangkan Batan adalah pengelolaan Limbah Radioaktif. melalui Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) menyatakan bahwa limbah radioaktif ternyata dapat dimanfaatkan kembali.
“Limbah yang akan diolah kembali merupakan limbah hasil dari produksi industri ataupun Rumah Sakit seluruh Indonesia. Setelah digunakan limbah radioaktif tersebut harus dikirim atau diserahkan ke Batan setelah mendapat ijin dari Bapeten,” ucap Suryantoro.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) Husein Zamroni mengatakan bahwa hal tersebut memang sudah menjadi tugas BATAN, untuk mengelola limbah radioaktif dengan baik.
“Ini memang Tugas BATAN, yakni terkait keselamatan dalam pengelolaan limbah radioaktif yang harus dikelola dengan selamat (Save), kemudian harus aman (Secure) dan jangan sampai hilang atau digunakan untuk hal yang tidak dibenarkan,” tukasnya.
Menurutnya, dengan adanya pengelolaan limbah radioaktif tersebut, pihaknya dapat mengurangi volume limbah menjadi kecil. “Zat radioaktif terbungkus yang disimpan di PTLR itu bisa di reduce atau recycle. Jadi rumah sakit atau lainnya yang ingin memakai, masih bisa,” imbuhnya.
Untuk memanfaatkan hal itu, kata dia, industri ataupun rumah sakit yang kembali ingin menggunakan limbah tersebut dapat langsung menghubungi pihaknya. “Mekanismenya dapat menghubungi BATAN dan bisa mengakses pelayanan online,” tuturnya.
Intinya, ke depan Batan ingin hadir di tengah masyarakat dan benar-benar dibutuhkan,” tutup Suryantoro.(ccp)