26.5 C
Tangerang Selatan
Rabu, 11 Juni 2025
Serpong Update
EDUCATION

Pelatihan PETA SIAGA: Guru sebagai Agen Mitigasi Bencana di Desa Situregen

Serpongupdate.com  – Dalam upaya memperkuat pemahaman kebencanaan di lingkungan pendidikan, empat mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara (UMN) bersama Gugus Mitigasi Lebak Selatan sukses menyelenggarakan Pelatihan Guru Mitigasi Bencana: PASIAGANA – PETA SIAGA di MTs Mathla’ul Anwar, Desa Situregen, Kecamatan Panggarangan, Lebak, Banten pada Sabtu, 24 Mei 2025.

Acara pelatihan ini mengangkat tema “PETA SIAGA: Siap Hadapi Bencana” dan diikuti oleh guru-guru dari berbagai sekolah di Desa Situregen. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesiapsiagaan guru-guru terhadap bencana alam, khususnya gempa bumi dan tsunami yang berpotensi tinggi terjadi di wilayah pesisir selatan Banten.

“Kami ingin guru-guru menjadi garda terdepan dalam mengedukasi siswa tentang kesiapsiagaan bencana. Setelah pelatihan ini, mereka diharapkan mampu meneruskan informasi penting ini kepada para siswa dengan cara yang mudah dan aplikatif,” ujar Debora Priscilla, pembawa acara sekaligus salah satu anggota tim PASIAGANA.

Pengenalan Jalur Evakuasi

Salah satu sesi utama dalam pelatihan ini adalah “Pengenalan Jalur Evakuasi dari Sekolah MTs Cisiih” yang memungkinkan para guru mengenal lebih dalam simbol, warna, jalur evakuasi, serta konsep TES (Tempat Evakuasi Sementara) dan TEA (Tempat Evakuasi Akhir). Para peserta juga diajak menggambar langsung jalur evakuasi dari sekolah menuju titik kumpul, mewarnai zona berbahaya, serta membaca simbol pada peta. Aktivitas ini dirancang menyenangkan, agar guru juga dapat meniru pendekatan serupa saat mengajar siswa.

Aktivitas Menyenangkan & Edukatif

Para peserta juga terlibat dalam aktivitas praktik pembuatan jalur evakuasi dengan mewarnai peta, melabeli zona rawan, serta menandai rambu-rambu evakuasi. Kegiatan dikemas secara menyenangkan agar materi dapat diserap dengan lebih mudah.

Materi Peluit & Simulasi Bunyi Tanda Bahaya

Selain materi peta, peserta juga mendapatkan edukasi mengenai penggunaan peluit sebagai alat komunikasi darurat saat bencana. Tim fasilitator mengajarkan kode tiupan peluit.

Para guru juga mengikuti simulasi langsung membunyikan peluit sesuai dengan skenario keadaan darurat untuk melatih respon cepat dan koordinasi saat evakuasi.

Praktik Pengajaran Kembali oleh Guru

Setelah mendapatkan materi, para guru dilibatkan dalam sesi pelatihan praktik, di mana mereka diminta menjelaskan ulang materi peta evakuasi kepada teman-teman dari Humanity Project yang berperan sebagai siswa. Dalam kelompok kecil, guru mensimulasikan bagaimana mereka akan menyampaikan topik seperti: pengertian peta dan peta evakuasi, arti simbol dan warna pada peta, dan rambu-rambu evakuasi. Sesi ini bertujuan untuk memastikan pemahaman menyeluruh, serta melatih cara penyampaian agar siswa bisa menerima informasi dengan cara yang menyenangkan dan mudah dicerna.

Sebagai bagian dari sesi ini, peserta juga diajak untuk menonton video dokumentasi penelusuran jalur evakuasi dari MTs Mathla’ul Anwar menuju titik kumpul akhir. Video ini memberikan gambaran visual nyata tentang rute evakuasi, kondisi medan, lokasi titik istirahat, hingga rambu-rambu evakuasi yang telah dipasang. Dengan menonton video tersebut, para guru mendapatkan pemahaman lebih konkret dan kontekstual mengenai jalur evakuasi di lingkungan sekolah mereka, sehingga dapat menyampaikan informasi tersebut dengan lebih meyakinkan kepada siswa.

Modul Pengajaran untuk Siswa

Setelah mengikuti pelatihan, guru tidak hanya membawa pulang pengalaman, tetapi juga memperoleh modul literasi peta berisi materi terstruktur untuk disampaikan kembali kepada siswa. Modul ini memuat penjelasan peta evakuasi, contoh simbol, simulasi, dan panduan pengajaran menyenangkan yang disesuaikan dengan jenjang sekolah.

Materi Pelatihan

Materi pelatihan disampaikan oleh Irwan Fakhruddin, S.Sn., M.I.Kom., anggota National Tsunami Ready Board. Selain itu, mahasiswa Teknik Elektro UMN memperkenalkan sistem sirine peringatan dini yang dirancang sebagai bagian dari inovasi lokal untuk Desa Situregen.

“Harapan kami, pelatihan ini tidak berhenti di satu hari saja. Guru-guru yang hadir bisa menjadi agen perubahan di sekolah masing-masing dan membentuk rantai edukasi yang berkelanjutan,” tutur Jesslyn Tjandra Kristanto, Project Manager PASIAGANA.

Pelatihan ini ditutup dengan post-test, sesi refleksi, serta pembagian sertifikat partisipasi dan souvenir menarik. Kegiatan ini merupakan bagian dari Humanity Project, program tugas akhir kolaboratif Fakultas Ilmu Komunikasi UMN yang bermitra dengan Gugus Mitigasi Lebak Selatan dan didukung oleh Desa Tangguh Bencana (DESTANA) Desa Situregen.

Dengan adanya pelatihan PETA SIAGA, Desa Situregen diharapkan makin siap menghadapi bencana, dimulai dari ruang kelas dan semangat para pendidik. (Rls)

Berita Terkait

Leave a Comment