30.7 C
Tangerang Selatan
Sabtu, 12 April 2025
Serpong Update
Gallery

Pendapatan dari Penjualan SCG di Semester Pertama Tahun 2018 Meningkat 6% y-o-y

Serpongupdate.com – SCG mengumumkan hasil kinerja Q2/2018 yang sama memuaskannya seperti kuartal sebelumnya, meskipun terkena dampak dari meningkatnya harga bahan baku dan faktor musiman.

SCG mengungkapkan bahwa perusahaan telah mengambil langkah-langkah strategis untuk memperkuat core bisnis dan mempertahankan kelanjutan ekspansi di wilayah ASEAN. Langkah yang telah dilakukan antara lain mendorong terintegrasinya teknologi digital dengan beragam produk serta platform ritel modern untuk mampu memenuhi tuntutan pelanggan yang kian meningkat.

Selain itu, SCG juga melakukan ekspansi bisnis logistik ke wilayah Cina selatan, seraya  terus memberikan dukungan penuh pada inovasi, produk dan layanan bernilai tambah tinggi. Ini merupakan upaya perusahaan untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan perusahaan di masa depan, dan senantiasa meningkatkan kualitas hidup masyarakat luas.

Mr. Roongrote Rangsiyopash, Presiden dan CEO SCG, mengumumkan hasil kinerja perusahaan yang belum diaudit untuk Q2/2018, dengan pendapatan terdaftar dari penjualan sebesar Rp 52.416 miliar (US$ 3.774 juta), meningkat sebesar 11% y-o-y dan 2% q-o-q karena adanya peningkatan volume penjualan dan harga dari sebagian besar kegiatan bisnis. Sementara itu, laba pada periode ini mengalami penurunan sebesar 6% menjadi Rp 5.397 miliar (US$ 389 juta) dibandingkan tahun lalu. Penurunan ini disebabkan oleh kinerja yang menurun dari bisnis bahan kimia dan pendapatan dividen yang menurun dari bisnis investasi. Laba dari hasil Q2/2018 masih  tetap sama dengan kuartal sebelumnya, karena didukung oleh dividen musiman mitra di bisnis-bisnis lain, meskipun permintaan musiman pada bisnis semen dan bahan bangunan menurun.

Pendapatan dari Penjualan SCG untuk semester pertama tahun 2018 meningkat 6% y-o-y menjadi Rp 102.909 miliar (US$ 7.523 juta) karena tingginya harga bahan kimia. Laba untuk Periode turun 19% y-o-y menjadi Rp 10.695 miliar (US$ 782 juta), disebabkan oleh penurunan laba atas penjualan investasi. Selain itu, pendapatan dari ekspor untuk semester pertama tahun 2018 meningkat karena keuntungan tidak berulang dalam penjualan investasi pada tahun sebelumnya, yang disebabkan oleh meningkatnya nilai mata uang baht Thailand serta naphtha costs.

Selain itu, pendapatan ekspor untuk semester pertama tahun 2018 mencapai Rp 28.020 miliar (US$ 2.048 juta) atau 27% dari pendapatan gabungan dari penjualan yang tetap. Kondisi ini tidak berubah jika  dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu.(rls/sbr)

 

 

Berita Terkait

Leave a Comment