Serpongupdate.com – Program studi Teknik Elektro dan Arsitektur melakukan kolaborasi dalam kegiatan pengabdian masyarakat kerjasama dalam negeri Universitas Mercu Buana.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh para Dosen dan Mahasiswa Universitas Mercu Buana yang terdiri dari Program Studi Teknik Elektro dan Arsitektur di Pulau Lancang,Kecamatan Pulau Pari, Kabupaten Pulau Seribu DKI Jakarta.
Pulau lancang terletak di barat Jakarta dengan luas 15 hektar, dan panjang dari pulau ini kurang lebih 1 km. Pulau ini dihuni oleh mayoritas nelayan dan guru,
Di Pulau Lancang sendiri ada madrasah hingga SMP namun tidak ada SMA.Oleh karena itu anak-anak pulau lancang sendiri harus keluar dari pulau jika ingin menempuh pendidikan.
Sebelumnya hubungan Pulau Lancang dan Universitas Mercu Buana sudah terjalin lama, terbukti pada diadakannya Community Action Plan di tahun 2020, Universitas Mercu Buana pada kali itu membantu Pulau Lancang untuk mendirikan sarana dan prasarana yang mendukung adanya kegiatan ekonomi dan pariwisata.
Permasalahan kurikulum pendidikan di Pulau Lancang, yang harus membutuhkan banyak buku dan perbedaan materi yang menyulitkan dewan guru yang memberikan dampak pada perekonomian guru.
“Kami merasa berat pada kurikulum yang kami terapkan, dikarenakan kemampuan kami hanya sampai kurikulum 2014 dan buku-buku hanya tersedia untuk mengikuti itu. Namun pihak pemerintah harus mewajibkan kami mengikuti kurikulum terbaru yang mengharuskan kami untuk membeli Buku dan materi baru lagi,” ujar Perwakilan Dewan Guru Pulau Lancang.
Permasalahan ini menjadi tantangan bagi para dosen, dikarenakan permasalahan pendidikan adalah prioritas utama bagi dosen.
“Kami akan membantu dalam perbaikan pendidikan dan kurikulum, dan kami sebelumnya sudah sering berkolaborasi dan membantu banyak sekolah formal dan non formal dan diharapkan menjadi evaluasi bagi kedua pihak,” ujar Muhammad Hafizd Ibnu Hajar ST,M.Sc selaku Sekretaris Program Studi Teknik Elektro.
Selain itu kelayakan sarana dan fasilitas juga menjadi kesulitan kedua di Pulau Lancang, masyarakat bercerita bahwa banyaknya sarana pariwisata yang rusak dan terbengkalai akibat kurangnya perbaikan dan maintenance dari pihak setempat. Dan masyarakat meminta agar dibantu dalam pembangunan fasilitas dan sarana agar kegiatan pariwisata dan ekonomi kreatif bisa berjalan sempurna dan bisa memperbaiki masalah akar yaitu ekonomi.
“Saya menyarankan bahwa seluruh masyarakat di Pulau Lancang ini bisa membuat suatu kegiatan dalam gotong royong untuk membersihkan dan perawatan fasilitas di Pulau Lancang, dan diadakannya sosialisasi dalam perbaikan tersebut agar nantinya fasilitas bisa baik,” ujar dosen Arsitektur Bapak Annizar Bachri, M.Arch.
Selain itu solusi dari perbaikan perekonomian di Pulau Lancang ialah pemanfaatan nya teknologi dalam kegiatan ekonomi dan produktif seperti yang disampaikan dosen Teknik Elektro.
“Banyak peluang dari bidang ilmu teknik elektro untuk menjadi penunjang perekonomian dan pariwisata di pulau ini, contohnya penggunaan IoT dan Komunikasi Digital yang bisa membantu pemasaran dan daya tarik di Pulau ini,” ujar Galang Persada N.H Ph.D, Selaku dosen teknik elektro.
Kurangnya pemerataan pendidikan tingkat lanjut juga menjadi akar permasalahan lambatnya perkembangan ekonomi kreatif di pulau tersebut. “
Saya rasa pemuda pemudi di pulau ini mengambil pendidikan tertingginya guna menciptakan peluang dari apa yang mereka pelajari, seperti di bidang elektro atau arsitektur,” ujar Hayadi Hamuda ST,MT selaku dosen Teknik Elektro.
Kegiatan ini berisi tentang tanya jawab kepada Masyarakat sekitar Pulau Lancang, dan dilanjutkan untuk mengitari pulau untuk memahami sumber perekonomian warga di Pulau Lancang.
“Setelah mengikuti kegiatan ini kami merasa terbuka pikirannya dan merasa lega, karena banyak solusi dan harapan yang diberikan oleh para dosen dan mahasiswa dari Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana. Besar harapan kami, dan kami mohon sebesar besarnya agar kegiatan ini tidak berhenti sampai sini saja. Kami berharap agar kami dipandu dan diberikan masukan yang sesuai dengan masalah kami,” ujar perwakilan dari Kelurahan Pulau Pari.
Kegiatan ini ditutup dengan SGD atau sharing group discussion dan pengisian umpan balik dan kuesioner terhadap pemateri dan materi yang disampaikan oleh narasumber.
Kegiatan ini diharapkan menjadi pembuka awal kolaborasi bidang ilmu elektro dan arsitektur dalam melakukan pengabdian atau kegiatan pada masyarakat yang menjadi metode yang optimal dan sesuai di era 4.0 ini.(*)
Author/Writer: Prima Wijaya Kusuma