Serpongupdate.com-Mahasiswa diminta dapat memberikan contoh yang baik kepada masyarakat khususnya kepada adik-adiknya yang masih duduk di SD, SMP maupun SMA, agar kelak dapat membangun bangsa.
Hal ini dikatakan Kasat Intelkam Polres Tangerang Selatan (Tangsel) AKP Febri Nurzam saat menjadi pembicara dalam diskusi dengan tema : Mahasiswa Menjawab : Peluang dan Tantangan Tangerang Selatan yang digelar oleh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Ciputat, di Kawasan Situ Gintung, Ciputat, Kota Tangsel, Kamis (19/10/2017).
Ia juga mengimbau kepada para aktivis agar mengikuti prosedur dalam aksi unjukrasa dan harus memberikan surat pemberitahuan saat aksi.
“Sebelum aksi agar memberikan pemeberitahun terlebih dahulu, ssehingga terjalin hubungan dan komunikasi yang baik dengan Polres Tangsel,” kata Febri.
Febri juga mengajak agar mahasiswa juga harus lebih peduli dengan lingkungan sekitar, dapat mengadakan diskusi-diskusi yang membahas tentang kondisi sosial khususnya tawuran antar pelajar maupun bentrok ormas yang meresahkan masyarakat.
“Tangsel daerah yang rawan tawuran atau bentrok serta merupakan daerah rawan terorisme dan radikalisme, kepada mahasiswa agar mengantisipasi meluasnya faham tersebut dan mahasiswa jangan sampai masuk kedalam kelompok radikal,” ucapnya.
Ditempat yang sama Asda III Tangsel Teddy Meiyadi menjelaskan Kota Tangerang Selatan adalah Kota yang sedang berkembang.
“Tentunya kota yang sedang berkembang akan ada persoalan-persoalan yang harus diselesaikan. Tangsel tengah berbenah khususnya dalam bidang pendidikan dan juga pengelolaan keamanan,” kata Teddy.
Dari kalangan mahasiswa Ketua PMII Cabang Ciputat Abdurahman Wahid menerangkan dimana saat ini pembangunan infrastruktur dilakukan oleh Pemkot Tangsel.
“Yang perlu dilakukan adalah keterbukaan informasi publik dalam hal pembangunan infrastruktur agar berlangsung transparan tidak ada penyalahgunaan anggaran,” ungkap Abdurahman Wahid.
Sementara itu Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia A. Nailul Faruq menyayangkan anggaran pendidikan di Tangsel yang hanya 14 persen seharussnyaa bisa 20 persen.
“Saya menilai anggaran pendidikan di Tangsel hanya 14 persen dari APBD seharusnya bisa dinaikan menjadi 20 persen. Ini harus menjadi tinjauan bersama dari Mahasiswa di Tangsel,” ujarnya.
A. Nailul Faruq juga menjelaskan dari hasil kajian diketahui bahwa ada sekitar 44% anak seusia SMP dan SMA tidak sekolah.
“Ini harus menjadi perhatian dari Pemkot Tangsel agar memberikan kesempatan kepada mereka yang belum bersekolah,” tambahnya lagi.
Adapun tujuan kegiatan ini, menurut Arsyad Prodigi selaku Koordiantor Kegiatan, tentunya untuk mepererat tali silahturahim antar mahasiswa se-Tangsel dan memperkuat gerakan kemahasiswaan di Tangsel.
“Harus adanya keterlibatan mahasiswa dalam mengawal Tangsel yang lebih baik,” pungkas Arsyad, mahasiswa Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah. (Nto)