Serpongupdate.com – Pusat Kesehatan Hewan ( Puskeswan) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) melayani konsultasi, pemeriksaan hingga pengobatan hewan gratis khusus untuk warga Tangsel.
Kepala Seksi Peternakan pada Bidang Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Sandra Larasati mengungkapkan, bahwa layanan yang saat ini dilakukan merupakan jenis layanan pasif, atau pihak Puskeswan Tangsel tidak mengunjungi lokasi pasien. “Sejak Desember 2017 sebanyak 200 hewan sudah di vaksin dan datang ke Puskeswan,” ungkapnya.
Selain melayani pemeriksaan dan pengobatan hewan, Puskeswan Tangsel membuka jasa steriliasi, vaksinasi, serta inseminasi buatan.
Tindakan operasi juga dapat dilakukan selama peralatan dan persediaan obat memadai. Semua layanan ini diberikan secara cuma-cuma.”Karena belum ada Perda retribusi jadi semua layanan masih gratis, selama obat-obatan yang disediakan memang ada dan dalam anggaran negara,” katanya.
Pada bulan Februari ini sebanyak 50 hewan yang datang ke Puskeswan, baik untuk vaksinasi rabies, pemberian vitamin dan pemeriksaan pengobatan jamur pada kulit hewan. Di Puskeswan menyediakan sebanyak 200 dosis vaksinasi rabies.
Sedangkan untuk dokternya sebanyak tiga dokter dan satu asisten. Sejauh ini, Puskeswan Tangsel kebanyakan menerima pasien hewan peliharaan, seperti kucing, anjing, dan musang.”Hewan apa saja yang bisa dibawa silahkan bawa, asal dokter mampu tangani. Kalau tidak bisa dibawa, kami lakukan pelayanan semi-aktif kalau memang darurat,” ujarnya.
Susi warga Graha Raya Bintaro, mengungkapkan, sebelumnya dirinya memeriksa hewan kesayangannya di daerah BSD,namun semenjak ada Puskeswan dia membawa semua binatang kesayangannya ke puskeswan, seperti halnya hari ini (Senin-red) memeriksa kucing kesayangannya yang terkena rabies.“ Kucing ini sudah ditangani untuk rabiesnya, namun sekarang keluar lagi makanya diperiksa kesini,” jelasnya.
Sementara itu Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany mengungkapkan, untuk meningkatkan pelayanan di Puskeswan, dirinya akan membuat regulasi berupa retribusi untuk pemeriksaan hewan ini. “Kita ingin kualitas pelayanan baik dan bagus, sehingga perlu ada retribusi, bahkan sebelum retribusi itu dibuat, saya mau tanya ke ibu apakah keberatan jika dipungut biaya retribusi,” tanya Airin. Dan Ibu-ibu yang membawa hewannya pun menjawab, tidak masalah.
Airin berpendapat jika dipungut biaya retribusi, peningkatan sarana dan prasarana dan penanganan di Puskeswan ini akan lebih baik. (zie)