Kanker serviks merupakan kanker yang muncul pada leher rahim wanita. Gejala awal kanker serviks seringkali tidak diketahui. Semua wanita dari berbagai usia berisiko menderita kanker serviks, terutama bagi wanita yang aktif secara seksual. Untuk itu perlu dilakukan deteksi dini pada kanker serviks.
Screening untuk kanker serviks juga dikenal dengan sebutan pap smear. Pap smear berguna untuk mendeteksi jika ada sel-sel abnormal yang berpotensi berubah menjadi sel kanker. Dengan deteksi awal dan pengangkatan sel-sel abnormal, untuk tingkat keberhasilan pengobatan menjadi lebih tinggi dan kanker serviks dapat dicegah secara maksimal.
“Umumnya, para penderita kanker serviks tidak mengetahui. Pada tahap awal, kanker serviks biasanya tidak memiliki gejala, dan banyak mereka yang datang ke rumah sakit setelah terkena dan sudah masuk stadium lanjut. Gejala kanker serviks stadium awal seringkali tidak menimbulkan keluhan. Oleh sebab itu deteksi dini perlu dilakukan,“ papar dr. Dyana Safitri Velies, Sp.OG, M.Kes, RSU Siloam Karawaci, Tangerang usai talkshow dengan tema “Merdeka dari Kanker Serviks” yang berlangsung pada Jumat, 11 Agustus 2017.
Pap smear bukanlah tes untuk mendiagnosis kanker serviks. Tes ini berguna untuk memeriksa kesehatan sel-sel di leher rahim dan mendeteksi jika ada sel yang abnormal.
Lebih lanjut Dyana mengatakan, pemeriksaan pap smear dilakukan secara berkala atau rutin. Ada dua waktu yang baik untuk melakukan tes pap smear. Yakni dua kali, saat perempuan berusia dibawah 14 tahun dengan rentang waktu 6 dan 12 bulan, dan tiga kali pap smear bagi mereka diatas usai 14 tahun dengan rentang waktu 0-2-6, yakni saat pertama kali, dua bulan kemudian dan 6 bulan kemudian.
“Khusus pada wanita yang telah bersuami dan atau sudah melakukan hubungan seksual, sebaiknya saat memasuki usia 30 tahun harus melakukan pap smear. Dan seterusnya pap smear secara rutin dilaikukan setiap tiga tahun sekali, sebelum masuk usia menopause,” saran Dyana kepada sekitar 200 peserta yang berlangsung di lobi RSU Siloam Karawaci.
Hampir semua kasus kanker serviks disebabkan oleh human papillomavirus (HPV). HPV dapat memicu terjadinya kutil kelamin. Secara umum HPV ditularkan melalui hubungan seks dan dapat menjadi penyebab munculnya kanker serviks.
Kanker serviks berpotensi tinggi meningkat akibat beberapa faktor. Antara lain aktivitas seksual pertama kali dilakukan saat usia muda, riwayat memiliki lebih dari satu pasangan seksual, memiliki riwayat infeksi menular seksual lain sebelumnya dan gangguan kekebalan tubuh.
“Sekitar 70 sampai 75 persen orang yang aktif secara seksual tertular oleh HPV,” tandas Dyana.