Serpongupdate.com – Schneider Electric, perusahaan spesialis global dalam hal transformasi digital di bidang manajemen energi dan otomasi, turut menjadi bagian dari peluncuran Kereta Bandara Soekarno-Hatta (KA Bandara Soetta) lalu, yang dihadiri dan diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Dalam proyek prestisius ini, Schneider Electric dipercaya untuk membangun 2 (dua) Gardu Induk Traksi di Bandara Soetta 1 dan 2 yang berfungsi mengatur integrasi sistem kelistrikan gardu-gardu yang menyuplai Listrik Aliran Atas untuk pengoperasian kereta listrik ini.
Sebanyak 10 rangkaian kereta telah dipersiapkan, dengan jumlah 82 perjalanan dan total kapasitas 33 ribu penumpang setiap harinya. Kereta ini akan mulai beroperasi dari Stasiun Manggarai, menuju Sudirman Baru untuk mengangkut penumpang, lalu berangkat melalui Stasiun Duri, Stasiun Batu Ceper, dan berakhir di Stasiun Bandara Soetta.
Xavier Denoly selaku Country President Schneider Electric Indonesia mengungkapkan, KA Bandara Soetta adalah sebuah proyek yang sangat dinantikan oleh masyarakat luas karena dipercaya akan menjadi moda transportasi yang efektif dan efisien, dimana diprediksi 20-30% penumpang yang menuju bandara akan berpindah ke kereta. Untuk itu, keandalan, keamanan dan efisiensi dari kegiatan operasional kereta ini menjadi hal yang krusial.
“Gardu Induk Traksi di Bandara Soetta 1 dan 2 yang kami bangun untuk proyek Kereta Bandara Soetta merupakan bagian dari solusi EcoStruxure™ Power dari Schneider Electric yang saat ini telah menjadi solusi unggulan untuk mendukung keandalan, keamanan dan efisiensi dari begitu banyak bangunan kritikal di seluruh belahan dunia. Solusi ini mendukung tiga hal penting, yaitu keandalan daya listrik, keamanan jiwa manusia, dan juga efisiensi dari sisi operasional,” lanjut Xavier dalam siaran pers yang diterima serpongupdate.com beberapa waktu lalu.
Perangkat-perangkat yang terpasang di dalam gardu ini adalah produk buatan Schneider Electric yang diproduksi di dalam negeri dan perangkat lain yang diperlukan untuk integrasi sistem kelistrikan gardu-gardu yang menyuplai Listrik Aliran Atas (kabel listrik atas di sepanjang trayek kereta).
Yang patut dicatat, sebagai bagian dari komitmen Schneider Electric untuk mengedepankan local content, meskipun menggunakan teknologi global, sebagian besar perangkat yang digunakan pada gardu ini adalah produksi dalam negeri, dan 99% tenaga pelaksana proyek pembangunan dan pengembangannya adalah orang Indonesia.
Di dalam gardu-gardu ini terdapat panel SM6, perangkat yang berfungsi sebagai pendistribusi arus listrik yang aman dan efisien sehingga listrik dapat mengalir secara andal. SM6 merupakan panel tegangan menengah untuk sistem distribusi listrik yang memiliki beragam fungsi seperti penyaluran arus (incoming) pengukuran (metering), perlindungan (protection) dan pemutusan arus (breaking), yang diproduksi secara lokal di pabrik Schneider Electric yang berlokasi di Cikarang.
Hadir pula solusi Trafo Distribusi yang berfungsi mengatur besaran kapasitas tegangan listrik sehingga energi listrik bisa tersalurkan sesuai dengan kebutuhan dan memberikan manfaat optimal bagi keseluruhan pengoperasian kereta. Trafo ini juga merupakan produk lokal yang diproduksi di Cibitung.
Selanjutnya, di gardu ini juga terdapat Visual Control Panel sehingga gardu dapat dengan mudah dimonitor dari jarak jauh menggunakan sistem otomasi. Khusus untuk proyek ini, gardu nantinya dapat dimonitor di Operation Control Center yang berlokasi di Manggarai.
Hal lain yang tak kalah penting adalah adanya terpasangnya sistem Komunikasi antar Gardu. Karena gardu-gardu dalam proyek ini saling terhubung dengan fiber optic, maka gangguan di salah satu gardu dapat di-update di gardu lainnya dan secara otomatis mengaktifkan proteksi yang diperlukan akibat gangguan awal dari gardu pertama.
“Kami harap rangkaian solusi yang kami hadirkan ini mampu mendukung keunggulan Kereta Bandara Soetta sebagai moda transportasi masa depan yang terpercaya. Hal ini akan semakin mengukuhkan komitmen kami selama lebih dari 43 tahun di Indonesia untuk menemani perkembangan pengelolaan energi di Indonesia secara lebih cerdas dan bijaksana,” tutup Xavier.(sbr)