Kenakalan remaja, tawuran dan membawa senjata tajam adalah kejahatan yang paling dominan di Kota Tangerang Selatan selama bulan puasa tahun 2017 ini. Umumnya pelaku adalah anak dan remaja dibawah umur.
Kasat Reskrim Polres Tangsel, AKP Alexander Yurikho Hadi menjelaskan, secara kuantitas jumlah kejahatan selama Ramadan jauh menurun. Hal itu ditengarai karena adanya tim Vipers sebagai unit mobile reaksi cepat pencegahan dan penanggulangan tindak kejahatan di Kota Tangsel.
“Secara kuantitas jauh menurun daripada Tahun lalu, kemungkinan karena di Polres Tangsel telah dibentuk Team Khusus untuk menangani kejahatan semacam ini, VIPERS,” kata dia, Selasa 4 Juli 2017.
kejahatan selama bulan Puasa di Wilayah Hukum Polres Tangsel cenderung lebih ke arah kenakalan remaja (karena pelaku nya kebanyakan adalah ber-status anak) dengan jenis kejahatan tawuran dan membawa senjata tajam
Namun secara kualitas kejahatan yang ada di Kota Tangsel, lanjut Alexander, terjadi peningkatan proses penegakan hukum yang tidak terlepas dari keadaan sosiologis yang berkembang di puasa tahun ini, dengan maraknya geng motor dibeberapa wilayah Kota besar seperti Jakarta Selatan, dan kota-kota lainnya.
“Alhamdulillah Polres Tangsel satu-satunya Polres yang berani mendeklarasikan bahwa tidak ada Geng Motor di wilayah hukumnya,” terang dia.
Dia pun mengaku menindaktegas pelaku tawuran dan jenis kenakalan remaja lainnya dengan memberikan sanksi hukum kepada pelaku yang masih berstatus anak.
“Prinsip Ultimum Remedium adalah jalan terakhir yang harus diambil untuk penanganan atau penegakan hukum terhadap pelaku yang masih ber-status anak, kami ambil,” terang dia.
Karena biasanya jelas dia, di wilayah hukum lain, jika pelaku kejahatan adalah anak-anak akan dilakukan upaya Diversi dan atau Diskresi dengan dikembalikan kepada orang tua untuk dibina.
“Akan tetapi untuk wilayah Tangsel, penegakan hukum yang kami utamakan dan Alhamdulillah, tidak ada kejadian menonjol dengan akibat fatal di wilayah hukum Polres Tangsel,” bilang dia.(han)