Serpongupdate.com – Beksi adalah salah satu atraksi Maen Pukulan asli Betawi yang secara penyebaran itu sangat luas.Bahkan tidak hanya di Jabodetabek, kita bisa menemukan di Malaysia bahkan di Brunei. Walaupun penciptanya orang Cina Tangerang, namun demikian maen pukulan ini tidak boleh sembarangan, karena bahaya.
“Silat Beksi, sangat berbahaya bila tidak dengan aturan-aturan yang mengikat,” tutur Anwar Al Batawi, selaku Ketua Umum ASTRABI (Asosiasi Silat Tradisi Betawi), sekaligus Ketua Harian DPP Bamus Betawi dan juga pula sebagai Ketua Bidang Pagelaran dan Seni Kreatif Lembaga Kebudayaan Betawi, waktu di Pondok Aren, Tangsel kemarin.
Kebetulan dirinya di Kota Tangsel ini sebagai Ketua Dewan Pembina Perguruan Bekro Sikin (Beksi) menerangkan juga di Bekro Sikin ini, memoderanisasi Silat Beksi menjadi Tarung Beksi yang konsepnya safety. Beberapa atlit Tarung Beksi ini sudah pernah mengikuti MMA, dengan metodelogi aturan baku, salah satunya harus dalam arena ring.
Sekali lagi kata dia, memoderanisasi silat itu harus dengan sistem pengembangan pelestarian dan tidak boleh pernah meninggalkan pakem terkecuali sesuai kaedah-kaedah yang ada di IPSI.
Bebernya lagi, bahwa Tarung Beksi itu hanya medianya tapi aplikasi pertandingan itu MMA. Jarang orang yang tarung di MMA itu mati di matras atau di out tagon, karena kalau lawan sudah kejepit terus tepuk ke matras sudah dianggap KO.
Pengalaman dirinya di Indonesia Profesional Matial Art, ingin seusia anak-anak itu ada tapi benar-benar full protection dan anak itu harus paham dengan konsep tarung bebas.
Beksi tidak ada pertandingan khusus fighting pertarungan antar Beksi. Terus, tarung Beksi untuk pesertanya anak, tidak boleh untuk dikondisikan saling menjatuhkan karena tidak itu tidak mendidik, dan ngga boleh brutal. Sekali lagi harus sesuai kaedahnya dia pernah belajar atau tidak, tempatnya di dalam arena ring, walau safety. (Geng)