Serpongupdate.com – Dalam gelaran perpisahan Tangsel Club yang diketuai oleh Uten Sutendi, Asisten Daerah Bidang Administrasi Umum dan Kesejahteraan Rakyat (Asda III) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Teddy Meiyadi memberikan tongkat komando kepada mantan Kapolres Tangsel kedua, AKBP Fadli Widiyanto.
Pasalnya tongkat komando yang diberikan ini adalah pemberian yang berasal dari mantan Kapolri, yakni Letnan Jenderal (Pol) Moch. Sanoesi pada akhir 2016 lalu.
“Memberikannya tidak langsung ke saya, tapi ada tetangga yang kerabatnya Jenderal Sanoesi yang menerima tongkat tersebut, kemudian diserahkan kepada saya. Saya juga tidak tahu kenapa diberikan ke saya, tapi katanya bapak pegang saya,” kata Teddy dalam acara perpisahan mantan Kapolres Tangsel di Hotel Marilyn, Serpong Utara, Tangsel pada Kamis 22 Maret 2018.
Sebelum memberikan tongkat, ia telah menceritakan kepada Fadli terlebih dahulu mengenai asal usul tongkat komando tersebut. Kemudian barulah diserah terimakan hari ini.
“Kita serahkan kepada beliau yang memilki hak sebagai polisi agar bisa dijaga dengan baik. Saya berharap tongkat komando ini dapat membawanya menjadi jenderal,” ungkapnya.
Menurut Teddy, Fadli memiliki karakter yang baik yang memimpin dengan hati yang bijak tanpa memperhatikan jabatan. Selain itu juga beliau taat dalam menjalankan agama dan mengundang banyak ulama besar dalam kegiatannya serta aktif dalam kegiatan sosial, seperti bedah rumah.
Kapolres Jombang Jawa Timur, AKBP Fadli Widiyanto mengucapkan rasa terimakasih atas pemberian tongkat komando dan gelaran acara perpisahan yang diprakarsai oleh Tangsel Club.
“Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas pemberian tongkat komando kepada Tangsel Club. Saya juga menitipkan agar selalu menjaga keberagaman, beragamaan dan kebhinekaan di Kota Tangsel,” ucap Fadli.
Sementara Ketua Tangsel Club Uten Sutendi mengatakan kenangannya selama Fadli memimpin Polres Tangsel dalam diskusi yang dilakukan via WhatsApp Group.
“Kapolres muda ini menurut saya memiliki semangat, membumi dan memahami karakter masyarakat di Tangsel. Bahkan ia juga sering ziarah ke makam para leluhur dan menunjukan arti akar budaya dan spiritual serta memberi arti bagaimana orang menyentuh akar jika ingin tumbuh, sesuai dengan misi Tangsel Club yakni membawa budaya yang berkarakter dan beradab.
“Walaupun sudah pindah, saya akan tetap mempertahankan siapapun, termasuk Fadli yang bisa menyumbangkan pemikiran positif akan diakomodir,” jelas Uten. (rls/sbr)