Terapi Oksigen Hiperbarik merupakan pengobatan menggunakan oksigen murni. Oksigen yang dihasilkan terapi ini memiliki tekanan lebih dari 1 atmosfer. Hal tersebut menghasilkan oksigen dengan tekanan tinggi.
Pada proses pengobatan Hiperbarik pasien akan didudukan ke dalam ruang udara bertekanan tinggi (RUBT) atau Hyperbaric Chamber dengan tujuan untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah, plasma, dan jaringan
dr. Erick Supondha, MKK (DHM), DMAC, Dokter Hiperbarik Betshaida Hospital mengatakan bahwa Terapi Oksigen Hiperbarik memiliki oksigen bertekanan tinggi sehingga mudah larut ke dalam seluruh jaringan tubuh.
“Oksigen Hiperbarik berbeda dengan oksigen biasa yang diangkut darah. Manakala ada jaringan aliran darah yang tidak memadai, oksigen dari Hiperbarik akan tetap sampai. Sehingga akan semakin banyak oksigen terserap, akan semakin baik untuk memperbaiki jaringan yang rusak,” jelasnya.
Terapi Hiperbarik memiliki kegunaan untuk penyembuhan luka seperti diabetes, gangrene, luka bakar dan luka infeksi serius. Hiperbarik juga akan mempercepat penyembuhan luka sehingga dapat membunuh bakteri lebih kuat dan luas. Hiperbarik pun diyakini mampu meningkatkan sel darah putih.
Terapi ini juga dapat membantu penyembuhan patah tulang, sehingga dapat memperbaiki sirkulasi darah dan oksigen ke jaringan luka. Kemudian juga berfungsi sebagai langkah untuk mempercepat pembentukan tulang baru dan mengurangi pembengkakan.
Dulu Hiperbarik memang dikenal sebagai salah satu pengobatan penyakit dekompresi akibat penyelaman. Namun seriring berjalan waktu terapi ini mampu mengobati beragam penyakit hingga menunjang gaya hidup.
Penyakit lain seperti gangguan pendengaran dan buta mendadak juga bisa diatasi dengan Hiperbarik. Lalu tetanus, gangguan saraf, dan stroke bisa juga diatasi serta autisme dan celebral palsy. Terapi ini juga berguna untuk kebugaran dan kecantikan.
Tentu semua penyakit yang menggunakan terapi hiperarik sebagai metode penyembuhan tetap harus mengikuti rehabilitasi medis. “Semua penyakit yang mengikuti terapi hiperbarik harus digabungkan dengan rehabilitasi medis sehingga akan maksimal,” pungkas dr. Erick.(rls)