Serpongupdate.com – Hingga pukul 00.00 WIB Minggu 23 Februari, tidak ada satu pasang pun Bakal Calon (Bacalon) yang mendafarkan diri lewat jalur perseorangan. Dengan begitu Pilkada Tangsel tahun ini kembali tidak ada kandidat dari jalur perseorangan.
Ditutupnya jalur perseorangan pada Pilkada Tangsel tahun ini, dengan penandatanganan berita acara antara KPU dengan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) yang juga ikut menunggu hingga dini hari.
Diketahui, untuk bisa maju lewat jalur perseorangan di Pilkada Tangsel, Pasangan Bacalon harus mengantongi dukungan sebanyak lebih dari 72 ribu, untuk persyaratan bisa mendaftarkan diri ke KPU.
Anggota KPU Kota Tangsel, Mudjahid Zein mengatakan, dengan tidak adanya satu pun maka KPU resmi menutup jalur perseorangan.
“Sampai hari terakhir masa penerimaan berkas pencalonan perseorangan tidak ada satu pun pasangan Bacalon yang mendaftar ke KPU. Maka malam itu juga bersama dengan Bawaslu kita buatkan berita acara bahwa jalur perseorangan telah ditutup,” ungkapnya.
Mudjahid mengatakan, selanjutnya KPU Kota Tangsel mempersiapkan diri untuk tahapan pencalonan lewat jalur partai politik. Meski tahapannya masih Juni, namun perlu disosialisasikan.
“Kita akan sosialisasikan terlebih dahulu, memang tahapannya itu Juni. Tepatnya itu, Mulai tanggal 9 Juni 2020 akan kita umumkan persyaratannya, tanggal 16-18 Juni pendaftaranya. Tapi tentunya persiapannya dari sekarang sambil menjalankan tahapan yang lainnya,” ungkapnya.
Sebelumnya, pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidyatullah Jakarta Adi Prayitno mengatakan, untuk Pilkada Tangsel sangat besar kemungkinan tidak ada pasangan calon dari jalur perseorangan.
Menurut Adi ada beberapa hal yang menjadi penyebab sepinya minat jalur perseorangan. Pertama, karena sulitnya mengumpulkan dukungan yang jumlahnya 73 ribu dukungan dalam waktu yang singkat.
“Kalau mau serius, semestinya setahun sebelumnya sudah mengumpulkan dukungan. Tidak bisa ini dikerjakan dalam waktu yang singkat,” ungkapnya.
Kedua, menurut Adi, ongkos politik untuk maju lewat jalur perseorangan pun cukup besar. Dimana pasangan calon ini harus membentuk tim jaringan yang solid dan kuat, dan hal itu membutuhkan pengikis yang besar.
“Ongkos politiknya pun tidak sedikit, karena dari jalur perseorangan ini juga harus membentuk mesin politik sendiri,” ungkapnya.
Lanjut Adi, saat ini pun para tokoh juga lebih banyak berminat untuk memilih jalur politik. Karena untuk pertarungan di Pilkada jalur politik lebih menguntungkan bagi para kandidat.
“Alasan lainnya juga karena jalur politik ini jauh lebih menguntungkan. Partai politik Sudja jelas kekuatan politiknya dan pasti akan memberikan dukungan kepada pasangan calon yang diusung. Sedangkan dukungan jalur perseorangan ini kan sifatnya kasih cair. Bisa sekarang dia mendapatkan dikungan tapi di ujung manti bisa beralih dukungannya,” pungkasnya. (Rls/Nto).