Pohon bambu yang kerap disebut bambu, kini mulai diakui sebagai material yang akan menggantikan fungsi kayu, kayu, logam, plastik, kaca, benang, beton, dan lainnya.
Namun persepsi masyarakat yang masih merendahkan bambu sebagai material bangunan menjadi kendala yang harus di hadapi oleh para arsitek.
Hal tersebut didasari pada penggunaan bambu sebagai material utama pada rumah-rumah tradisional dan rumah di perkampungan. Padahal, material mambu yang mereka gunakan memiliki kelebihan yakni kuat, mudah didapat dan murah
”Sering disebut simbol kemiskinan, material bambu justru mengungguli kayu dan menjadikannya material yang mura tengah dan banyak dilirik para arsitek. Di beberapa negara, bambu punya tempat sendiri dan berkelas, ” ujar Muqoddas Syuhada, Ketua Akademi Bambu Nusantara sekaligus Ketua Ikatan Arsitek Indonesia Cabang Banten saat menghadiri workshop kegiatan Temu Karya Ilmiah Mahasiswa Aristektur Indonesia (TKI-MAI) ke-33 di Universitas Multimedia Nusantara, Gading Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten 28 Juli 2017.
Dalam workshop TKA-MAI yang berlangsung 24 – 28 Juli 2017, sebanyak 350 peserta diajak untuk mengasah kemampuan dan kreativitas untuk membuat konsep dan membangun karya instalasi yang efektif untuk ruang public umum (public space). Dalam hal ini, public space yang menjadi site adalah Taman Kota 2 Bumi Serpong Damai (BSD) Serpong, Tangerang Selatan.
Melalui karya instalasi ini diharapkan public space tersebut menjadi tempat yang lebih interaktif bagi penggunanya dalam melakukan berbagai kegiatan dan menjalin relasi antar individu.
Penggunaan materi bambu dalam instalasi ini bukan tanpa sebab. Penggunaannya dalam arsitektur belum banyak dan kurang mendapat apresiasi. Padahal, bambu adalah material dengan berbagai kelebihan seperti lebih kuat, ramah lingkungan dan efektif dari segi struktural.
Lebih lanjut Muqoddas, menjelaskan di bidang konstruksi bangunan, kemajuan teknologi ikut serta dalam mengeksploitasi sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan bahan bangunan. Benteng-benteng alam seperti bukit dan hutan terus dieksploitasi batu, tanah, pasir, dan kayunya. Jika tidak dikendalikan, maka dalam kurun waktu beberapa tahun lagi bencana ekologi yang lebih besar akan terjadi di sekitar kita. Satu dari sekian banyak material alam Indonesia yang ramah lingkungan dan masih melimpah adalah bamboo.
Para peserta Workshop dibagi ke dalam 17 kelompok. Di hari pertama, mereka mendapat workshop dari 3 narasumber yang merupakan arsitek serta seniman bambu. Mereka diberikan pengetahuan mengenai instalasi, bambu, dan pengaplikasiannya dalam karya instalasi. Lalu setelahnya, mereka diberikan waktu 3 hari untuk menyelesaikan karya instalasi bambu tersebut.
Sebanyak 17 karya instalasi bambu dipresentasi dan dipamerkan di acara penutupan TKI-MAI 33 Jakarta. Selanjutnya semua karya instalasi bambu, ditempatkan di Taman Kota 2 BSD, Serpong.