Serpongupdate.com – Peningkatan pengetahuan metode menekan angka penyebaran virus penyakit yang berujung pada kematian di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terus dilakukan. Langkah preventif di atas telah diamanatkan Undang-Undang Kesehatan RI nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Pelayanan kesehatan ibu memiliki bertujuan untuk menurunkan kematian ibu dan melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas. Atas komitmen program tersebut Dinas Kesehatan Kota Tangsel menggelar koordinasi lintas sektor tentang pencegahan penularan HIV, Hepatitis B dan sifilis dari ibu ke anak (PPIA).
Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany mengatakan, tujuan pelayanan ibu hamil yang berkualitas adalah mendeteksi secara dini kelainan yang ada pada ibu hamil maupun janinnya. Termasuk terhadap penyakit infeksi menular seksual (IMS) yakni, HIV, Hepatitis B dan Sifilis. Sehingga bila cepat diketahui, maka dapat dilakukan intervensi sedini mungkin.
“Saya berharap layanan terpadu ini dapat diterapkan secara menyeluruh di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan, baik di Puskesmas, Rumah Sakit maupun praktek perorangan lainnya. Dengan pelayanan bagi ibu hamil yang terpadu, merupakan upaya terpenting dalam penurunan AKI dan AKB,” harapnya di Gedung Graha Widya Bhakti Puspiptek, Kecamatan Setu, Kamis, 12 April 2018.
Menurutnya, upaya pencegahan penularan HIV dan sifilis dari ibu ke anak, harus terintegrasi antara layanan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) dan layanan pencegahan sifilis kongenital serta Hepatitis B dengan layanan kesehatan ibu dan anak (KIA) melalui pelayanan ibu hamil terpadu baik di tingkat pelayanan dasar maupun rujukan.
“Saya berharap layanan terpadu ini dapat diterapkan secara menyeluruh di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan, baik di Puskesmas, Rumah Sakit maupun praktek perorangan lainnya. Dengan pelayanan bagi ibu hamil yang terpadu, merupakan upaya terpenting dalam penurunan AKI dan AKB,” harapnya.
Untuk mencapai keberhasilan penurunan Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita menurut Airin perlu kerjasama dan peran serta aktif lintas sektor, profesi, akademisi, masyarakat, keluarga, lembaga swadaya masyarakat dan donor agencies serta swasta.
“Inovasi dan penerapan upaya pencegahan penularan penyakit dari ibu ke anak ini ini bisa dirasakan dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak di semua fasilitas kesehatan yang ada di Kota Tangsel. Untuk itu, saya harap kita semua bisa bergandengan tangan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi di kota Tangsel,” jelas Airin.
Sementara Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Tangsel, Iin sofiawati memaparkan hal senada, menurutnya penularan penyakit seperti HIV, Hepatitis B dan Sifilis saat ibu sedang hamil menjadi salah satu penyebab kematian ibu, bayi dan balita. Maka itu, pencegahan dapat dilakukan sejak ibu diketahui dalam masa kehamilan dengan cara dipantau dan diperiksa.
“Jadi secara prepentifnya, saat hendak menikah calon pengantin perempuan melakukan vaksin hepatitis B di KUA. Program ini baru dimulai seiring dengan program Kementerian Kesehatan dalam menurunkan AKI dan AKB. Walaupun telah terkena penyakit, diharapkan agar tidak menularkan kepada bayinya,” papar Iin.
Kegiatan yang dihadiri sekitar 150 orang itu turut mengublndang Direktur Rumah Sakit Umum (RSU) dan sejumlah pengelola rumah sakit swasta, ketua cabang dan ketua ranting beserta anggota IBI se-Kota Tangsel, para pimpinan klinik swasta, organisasi profesi terkait, ketua FOPKIA, Forum Anak dan P2TP2A. (rls/sbr)