Masyarakat saat ini jangan mudah terbawa ajakan untuk mengikuti suatu kegiatan aksi yang bersifat provokasi dan hanya akan memecah persatuan bangsa.
Indonesia adalah bangsa yang berkultur Bhineka Tunggal Ika yang dapat menerima perbedaan dalam kehidupan bersama.
Pimpinan Ponpes Daarul Falahiyah Cisoka Ahmad Imron mengatakan, pasca ditetapkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang merupaka Gubernur DKI non aktif menjadi tersangka oleh Bareskrim Polri, kedamaian dan toleransi antara umat beragama harus tercipta dilingkungan masyarakat saat ini.
Jangan sampai masyarakat mudah diprovokasi suatu masalah tanpa terlebih dahulu memahami permasalahannya, yang akhirnya hanya akan menjadi perpecahan di masyarakat.
“Saya perhatikan masyarakat saat ini gampang sekali terbawa isu-isu yang bersifat memecah belah umat melalui media sosial, masyarakat saat ini harus cerdas dalam menyikapi suatu permasalahan sosial,” ujar Imron.
Imron menjelaskan, Kondusifitas di Provinsi Banten dan khususnya di wilayah Tangerang harus dijaga, karena Islam di Banten tidak berbasis dengan kekerasan yang merusak Ukuwah Islamiyah.
Ditambahkannya masyarakat harus dapat berkaca dengan kondisi dari wilayah timur tengah yang saat ini mengalami kehancuran akibat konflik antara umat muslim.
“Kita dapat melihat kondisi Irak dan Syriah saat ini sedang mengalami gejolak, padahal disana banyak makam-makam ulama dan tokoh-tokoh Islam dunia yang seharusnya kita jaga,” tambahnya.
Ahmad Imron yang juga menjabat sebagai Ketua GP Ansor Banten menjelaskan, saat ini sebaiknya seluruh tokoh-tokoh agama dan masyarakat, tidak perlu memberikan komentar terkait kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok, berikan kepercayaan kepada aparat kepolisian agar dapat menyelesaikannya dengan baik, tanpa harus adanya tekanan dari kelompok luar yang akan membuat resah masyarakat.
“Lebih baik kita berpuasa memberikan statement saja, saatnya ulama memberikan kedamaian dan kesejukan dalam isi khotbahnya, dan tidak perlu lagi aksi lanjutan turun ke jalan,” pungkasnya. (Nto)