Serpongupdate.com – Peran perguruan tinggi sebagaimana amanat UU No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, menempatkannya sebagai lembaga pendidikan, penelitian dan pengabdian. Peran tersebut sejatinya masih selaras dengan tuntutan zaman yang serba cepat saat ini.
Namun nyatanya perguruan tinggi di Indonesia selalu kehilangan momentum untuk berperan dalam berbagai perubahan yang cepat. Akibatnya berbagai perubahan social yang terjadi bergerak tanpa kendali dari perguruan tinggi sebagai pusat ilmu pengetahuan.
Fenomena teknologi digital yang terjadi saat ini telah menggegerkan masyarakat. Tatanan sosial, ekonomi, budaya dan politik, bahkan keamanan yang sudah lama terbangun mendadak mengalami berbagai tantangan baru.
“Itulah yang harus dipahami sebagai gelombang ilmu pengetahuan. Kini yang harus dilakukan adalah menguasai ilmu pengetahuan dan memanfaatkan untuk peradaban yang lebih baik,” tegas Rektor Universitas Mercu Buana (UMB), Dr. Ir. Arissetyanto Nugroho di Pembukaan Perkuliahan dan Kuliah Umum bagi Mahasiswa Baru TA 2017/2018 di kampus UMB, Jakarta, Sabtu (2/9/17).
Penguasaan pada ilmu pengetahuan, lanjut dia sejatinya sudah ditunjukan pada bangsa-bangsa unggul di abad pertengahan. Hal tersebut dapat dibuktikan dari meluasnya kekuasaan dan peradaban suatu bangsa pada wilayah-wilayah lain di abad itu.
Negara yang menguasai ilmu pengetahuan selalu menjadi terdepan. Hal itulah yang harus bangsa Indonesia lakukan, melalui peningkatan peran perguruan tingginya. Dan, UMB berkomitmen meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan pada masyarakat.
“Di abad 21 ini membuktikan peran ilmu pengetahuan sebagai motor kemajuan bangsa sebagai suatu keniscayaan. Futurolog seperti Peter Drucker, Alvin Tofler dan lainnya telah mengingatkan ilmu pengetahuan perlu dipandang sebagai sumber kekayaan utama,” ujarnya dihadapan Menteri Perindustrian, Ir. Airlangga Hartanto, MBA, MMT serta Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno.
Negara lain di sekitar Asia pun menyadari dengan cepat. Sebuat saja Cina, India, Singapura, Korea, Malaysia bahkan Vietnam pun mulai mengikuti gelombang ilmu pengetahuan sebagai modal pembangunan. Hingga negara-negara itu kini mengalami kemajuan pesat.
Indonesia sebagai bangsa yang diberikan kekayaan alam berlimpah dan sumber daya manusia yang memadai, sepatutnya bisa mengalami lompatan peradaban bangsa yang jauh melesat dibandingkan sejumlah negara lain yang disebutkan tadi. Yang diperlukan saat ini adalah membangun masyarakat ilmu pengetahuan, sebuah tatanan masyarakat yang menjadikan ilmu pengetahuan sebagai basis perubahan.
Penguasaan pada ilmu pengetahuan juga berkaitan pada jumlah para penelitinya. Negara Cina mencatat jumlah penelitinya 1.020 peneliti per 1 juta penduduk. Negara Rusia 3000 peneliti per 1 juta penduduk, India 160 peneliti per 1 juta penduduk, dan Korea 5.900 peneliti per 1 juta penduduk. Sedangkan Indonesia hanya 90 peneliti per 1 juta penduduk.
“Kiranya tepat mengatakan sebuah bangsa yang unggul adalah bangsa yang menguasai ilmu pengetahuan,” ungkapnya.(rls)