Dampak kesalahpahaman antara pengemudi Angkutan Kota (Angkot) dan pengemudi jasa ojek online di Kota Tangerang diharapkan tdak berlarut-larut.
Odang Saputra, salah satu pengemudi jasa ojek online, menjadi korban dan terkena musibah akibat kesalahpahaman kedua belah pihak. Odang dirawat di Ruang Cendana, Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tangerang.
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengajak para penyedia layanan transportasi tersebut, untuk tetap bersabar dan saling menahan diri.
Pemkot Tangerang, pihak kepolisian serta Komando Distrik Militer (Kodim), akan terus berupaya menjaga Kota Tangerang agar kondusif. Dalam hal ini, peran serta masyarakat juga diharapkan agar sama-sama menjaganya, dengan tidak turut terprovokasi. Terutama bagi para pengemudi Angkot dan ojek online.
“Jangan mudah terprovokasi. Segala informasi yang kurang jelas, tolong diklarifikasi dulu kepada kami agar tidak menimbulkan keresahan pada masyarakat,” katanya.
Lalu, bagaimana antisipasi untuk masyarakat yang terkena dampak aksi mogok Angkot ?
Pemkot Tangerang melalui Dinas Perhubungan (Dishub) serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemkot Tangerang, serta kecamatan, turut tangan langsung membantu masyarakat yang sementara membutuhkan sarana transportasi. “Kami siapkan armada untuk melayani masyarakat selama tidak beroperasinya Angkot,” ujarnya.
Dirinya juga menyampaikan, Dishub juga terus berkomunikasi dengan Kelompok Kerja Sub Unit (KKSU) Organda Kota Tangerang, agar dapat mengoperasionalkan kembali layanan transportasi bagi masyarakat. Dalam kesepakatan semalam, selain untuk tidak mengulangi kejadian serupa, juga diminta semuanya dapat melayani kembali angkutan umum agar masyarakat tidak dirugikan