Serpongupdate.com – Sebanyak 1130 mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara (UMN) kembali di wisuda di ICE BSD. Terus membekali mahasiswa dengan isu terkini, wisuda UMN selalu mengangkat tema-tema aktual, yang berguna untuk mempersiapkan lulusan masuk ke dunia kerja. Di wisuda XXIII kali ini, UMN mengajak wisudawan untuk melihat potensi dan peluang energi terbarukan di Indonesia.
Rektor UMN, Dr. Ninok Leksono, M.A., dalam sambutannya menyampaikan bahwa masalah energi baru dan terbarukan tidak saja bagi Indonesia, tetapi juga bagi dunia semakin mendesak. Ini mengingat emisi karbon sebagai komponen utama gas rumah kaca masih sulit dibendung, padahal pemanasan global semakin kritis.
“Waktu sudah hampir habis. Jadi, tiap orang harus berkontribusi pada upaya penurunan suhu permukaan bumi melalui energi terbarukan,” ungkap Ninok, Sabtu 17 Desember 2022.
Di akhir sambutan, Ninok juga mengungkapkan harapannya kepada seluruh wisudawan agar terus mencari peluang meningkatkan kualitas hidup, bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Hal ini bisa dilakukan mulai dari diri sendiri; dengan cepat mendapat pekerjaan, dengan membuka lapangan pekerjaan, dengan berkarier dengan penuh integritas, dan dengan menjaga nama baik almamater.
Hadir sebagai pembicara utama dalam wisuda kali ini Staf Ahli Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Dr. Sampe L. Purba, SE., Ak., CA., M.Com., SH., MH. Dalam pemaparannya, Sampe mengungkapkan harapannya kepada generasi muda untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan guna memberikan solusi atas isu masa kini dan mendatang; salah satunya adalah isu ketahanan energi dan mitigasi perubahan iklim yang menjadi tema wisuda kali ini.
Sampe mengawali pemaparannya dengan fakta bahwa saat ini Indonesia masih sangat bergantung pada energi fosil, seperti minyak bumi dan batubara. Masalahnya, harga energi fosil di pasar energi global terus berfluktuasi dan diperparah oleh krisis energi di Eropa akibat konflik Rusia – Ukraina.
“Karena masalah ini, pemerintah kerap dituntut untuk menjaga ketahanan dan keamanan energi nasional dengan menjaga keseimbangan tiga aspek trilemma energi, yakni kesetaraan, ketahanan energi, dan keberlanjutan lingkungan,” ungkap Sampe.
Sampe melanjutkan pemaparannya mengenai upaya pemerintah dalam mengembangkan energi yang sejalan dengan komitmen Indonesia untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca. Upaya yang disebut transisi energi ini didukung dengan potensi kekayaaan sumber daya alam yang ada di Indonesia, yang sebagian besarnya merupakan energi surya. Proses digitalisasi juga menjadi catatan Sampe sebagai solusi berbagai masalah modern, termasuk isu transisi energi ini. Teknologi digital dan upaya modernisasi infrastruktur merupakan pendorong terkuat untuk transisi energi
.Terakhir, Sampe mengungkapkan faktor utama dalam melihat potensi dan peluang energi terbarukan di Indonesia yaitu sumber daya manusia (SDM). SDM harus terus disiapkan untuk menghadapi transisi energi. Di masa depan, cara kita menyediakan, memanfaatkan, dan mengelola energi akan jauh berbeda dengan sekarang.
“Sinergi dan kolaborasi dari semua kalangan sangat dibutuhkan, terutama dari kalangan anak muda. Pemuda memiliki peran yang unik sebagai agen perluasan informasi dan budaya transisi energi kepada masyarakat luas. Saya mengajak anda semua, pemuda disini untuk ikut berpartisipasi dalam menyukseskan transisi energi di Indonesia,” tutup Sampe.