Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel), merencanakan pembongkaran gedung tua milik Bank Panin setinggi 21 lantai di kawasan Bintaro Sektor 7, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, dibongkar pada pekan depan.
Warga sekitar lokasi yang terdampak langsung aktifitas pembongkaran gedung mesti disosialisasikan karena akan banyak menimbulkan gangguan bising, debu, getaran dan hilir mudik kendaraan, sehingga kenyamanan akan terganggu.
Disampaikan Walikota Tangsel, Airin Rachmi Diany, saat ditemui di kantornya, di Jalan Raya Maruga, Ciputat, Selasa, (6/9/2016). “Minggu ini, surat-surat dokumen selesai, kalau tidak ada persoalan minggu depan akan kita bongkar,” tandasnya.
Sambil berjalannya proses surat menyurat rencana perobohan tersebut, Airin, menilai sosialisasi kepada warga perlu dilakukan. Terutama warga yang terdampak langsung dari aktifitas pembongkaran itu.
Project Manager PT Wahana, selaku kontraktor pelaksana pembongkaran gedung Bank Panin, Adi Yudanto, menjelaskan, gedung itu dibangun dengan konstruksi khusus, yang memungkinkan gedung runtuh secara progresif (sesuai gravitasi). Yang berada di sekitarnya tidak perlu khawatir gedung akan runtuh ke berbagai arah.
“Namun getaran yang besar, kebisingan hingga debu tidak bisa dihindari, kami berupaya meminimalkan semua ganguan itu. Inilah yang harus disosialisasikan kepada warga yang berada di sekitar gedung. Apalagi perobohan berlangsung beberapa hari,” katanya.
Terpisah, Sekertaris Dinas Tata Kota, Bangunan dan Pemukiman (DTKBP) Mukodas Syuhada, mengatakan, pembongkaran gedung, antara lain, harus dilakukan dari atas ke bawah jika dilakukan secara manual.
“Dalam kasus kemarin, pembongkaran dilakukan dari bawah hingga akhirnya menyebabkan sebagian bangunan runtuh dan membuat kepanikan disekitar,” timpalnya.
Namun masalahnya,t erang Mukodas, di Indonesia ternyata belum ada kontraktor atau penyedia jasa pembongkaran gedung yang bersertifikat.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Konstruksi Indonesia Zali Yahya menyatakan, belum adanya penyedia jasa konstruksi yang memiliki sertifikat pembongkaran disebabkan kota-kota di Indonesia belum termasuk kota tua sehingga pembongkaran gedung tinggi belum banyak dilakukan.
“Kita belum memiliki penyedia jasa konstruksi tersebut,” singkatnya. (han)