Senin, 28 Oktober 2024
Serpong Update
Gallery

Dekat Rumah, Belanja di Pasar Tradisional Masih Diminati

Berbelanja di pasar tradisional masih menjadi pilihan sebagian kalangan, meski tak dapat dipungkiri pasar swalayan modern kian merangsek ke pinggiran kota seperti yang terjadi di Kota Tangerang Selatan.

Sari, 23, mengaku lebih memilih belanja kebutuhan sehari-hari di pasar tradisional ketimbang pasar modern. Menurutnya harga seperti sayur, ikan, ayam dipasar tradisional masih lebih murah dibanding pasar modern.

“Pertama karena dekat rumah, terus harga sayuran, ikan, bumbu-bumbu lebih murah,” ucap dia, Kamis 6 April di Pasar Serpong, Tangerang Selatan, Banten.

Asep Nurdin, pengusaha warung makan di wilayah Muncul, Kecamatan Setu, mengungkapkan hal serupa, menurut dia, kebiasaan berbelanja di pasar tradisional dilakukan sejak dia membuka usaha warung makan Sunda.

“Saya harus belanja pagi-pagi buat persiapan warung, supermarket juga belom dibuka kalau pagi,” ucap dia.

Menurutnya, berbelanja bahan makanan untuk dijual di warung makannya masih lebih lengkap di pasar tradisional ketimbang di pasar ritel modern.

Sebagai pelaku usaha, Asep, memiliki trik untuk mendapatkan harga terbaik untuk memenuhi kebutuhan warung makan yang dia geluti.

“Kalau belanja minyak, gula memang mending di mini market, biasanya banyak promo, harganya juga jauh lebih murah,” kata dia.

Unutk urusan kenyamanan, belanja di pasar tradisional, Asep mengaku tak pernah merasa terusik dengan kenyamanan di pasar tradisional. Asal saja terbebas dari tindak kriminal.

“Memang jauh dibanding swalayan, AC, bersih pokoknya nyaman banget. Asal aman saja, belanja di pasar tradisional juga nyaman. Kalau dibanding pencurian motor justru banyak di mini market, kalau dulu mungkin iya di pasar banyak copet,” bilangnya.

Zakir, pemilik kios sembako di Pasar Serpong mengaku omsetnya menurun sejak awal tahun 2017. Dia yang dahulu terhitung pedagang sembako ke tiga terbesar di pasar itu hanya bisa gigit jari, sambil mengupas kulit kacang tanah, zakir hanya melarak-lirik pembeli yang melintas di depan kiosnya.

“Susah sekarang dagang, kalah sama mini market,” bilang dia.

Di Pasar Serpong, Zakir yang sudah 20 tahun berjualan sembako di tempat itu memang menjual lebih mahal bahan kebutuhan pokok seperti Gula pasir dan minyak curah.

“Minyak 13 ribu perliter, gula Rp 14 ribu perkilo,” ucapnya.

Sementara Harga Eceran Tertinggi yang disepakati Kemendag dengan Asosiasi Ritel Modern komoditas gula diusulkan sebesar Rp12.500 per kilogram (kg), minyak goreng kemasan sederhana sebesar Rp 11.000 per liter, dan daging beku dengan harga maksimal Rp 80.000 per kg.

“Kalau begitu sama dengan membunuh kami pelan-pelan, apalagi saya juga berhubungan dengan Bank. Dulu bisa dibilang saya tiga besar di pasar Serpong, sekarang nol besar,” cetus dia kesal. (han)

Berita Terkait

Leave a Comment