Selain menampilkan pagelaran musik nusantara di Nusantara Hall, Pekan Raya Indonesia (PRI) yang berlangsung di ICE, BSD City, 20 Oktober – 6 November 2016 juga mengadakan ruang eksplorasi seni yang diisi dengan beragam workshop kreatif dan pagelaran budaya yang menampilkan pertunjukan tarian-tarian nusantara.
Workshop yang diadakan selama Pekan Raya Indonesia tengah berlangsung di antaranya workshop sablon, membuat tas tangan dari kaos bekas, membuat boneka dari kertas, rubber cut (mencukil di atas karet, kemudian disablon ke media pouch) dan membuat alat musik dari keramik. Workshop dimulai pukul 14.00 WIB pada hari Sabtu-Minggu dan pukul 15.30 WIB untuk hari Senin-Jumat.
Workshop membatik menghadirkan Irma Haryadi sebagai pengajar. Irma Haryadi adalah seorang praktisi kesenian yang aktif mengajar membatik dan melukis dengan menggunakan kain perca. Peserta diajarkan membuat karya batik tulis di atas saputangan, dimulai dari pembuatan desain, hingga proses pelorotan lilin. Pada saat workshop, pola desain sederhana disiapkan untuk dapat ditiru peserta. Peserta juga dibebaskan membuat desain sendiri sesuai selera dan kreativitas. Pengunjung tidak dikenakan biaya untuk mengikuti workshop dan saputangan hasil karya peserta setelah selesai dapat dibawa pulang.
“Masyarakat sudah banyak yang mengenal batik dan tahu tentang proses pembuatan batik. Dengan melakukannya sendiri, mereka akan lebih mengapresiasi, lebih memahami dan semakin mencintai karya wastra lokal.” ujar Irma Haryadi.
Selain workshop membatik, malam harinya pukul 19.30 WIB, ditampilkan Tarian Kabasaran dan musik kolintang dari Sanggar Bapontar (Sulawesi Utara) di Panggung Nusantara. “Saya salut dan bangga dengan PRI, karena dengan menghadirkan sanggar-sanggar tari nusantara tampil di acara ini terlihat wujud kepedulian penyelenggara PRI terhadap budaya,” ujar Beiby Sumanti, pendiri Sanggar Bapontar.
Rampak Bedug (Banten) oleh Sanggar Tari Yudha Asri, Tari Mambri (Papua Barat), Tari Jaipong (Jawa Barat), Reog Ponorogo (Kesenian Jawa Timur), Tari Lesung (Banten), Tari Saman (Aceh), Sisingaan & Jajangkungan (kesenian Sunda), telah tampil sebelumnya di PRI. Sementara Tari Minang (Sumatera Barat), Ondel-Ondel & Tanjidor (kesenian Betawi), Tari Saman & Lenggang Marawis oleh SMP AL-Azhar BSD akan tampil di penghujung PRI.
“Kami ingin komunitas dan sanggar-sanggar tari nusantara dapat ditonton masyarakat yang lebih luas lagi. Di acara PRI, mereka tidak hanya sebagai sekadar pengiring atau pelengkap acara, tapi mereka mendapat ruang di panggung nusantara sebagai penampil utama. Dengan begitu tari-tari nusantara akan semakin dikenal lagi khususnya untuk generasi muda masa kini,” ujar Titin Natalia.