Pemerintah Kota Tangerang terus melestarikan kearifan lokal, salah satunya dengan ziarah ke makam para leluluhur Kota Tangerang yang berada di belakang Masjid Kali Pasir di Kota Tangerang.
Ziarah yang dipimpin langsung oleh Wali Kota Arief R Wismansyah tersebut turut dihadiri oleh para pejabat di lingkup Pemkot Tangerang.
Kota Tangerang memiliki budaya lokal yang unik yang harus dijaga, kembangkan dan lestarikan. Dengan mengunjungi peninggalan sejarah yang ada di Kota Tangerang, ke depan masyarakat diharapkan dapat semakin mengenal nilai-nilai dan kekayaan budaya yang ada di Kota Tangerang.
“Jangan sampai kita tidak tahu sejarahnya. Padahal peninggalan ini sebuah potensi yang dapat turut mengembangkan dan memajukan Kota Tangerang,” terangnya selepas melakukan Ziarah dan Tapak Tilas ke Masjid Kali Pasir.
Ziarah ke makam para leluhur tersebut juga selaras dengan program kota layak dikunjungi yang terangkum dalam konsep Tangerang Live. Keberadaan masjid serta makam yang menyimpan sejarah ini, tentunya bisa menjadi nilai-nilai jual yang layak ditawarkan kepada masyarakat.
Seperti usulan masyarakat di sekitar Masjid Kali Pasir yang ingin membuat kegiatan Festival Kampung Tua. Seperti Kali Pasir, Babakan, Gerendeng, guyub buat kegiatan bersama sehingga menjadi potensi buat keberagaman budaya di Kota Tangerang.
Sementara itu, Tokoh Sejarah dan Budaya Kota Tangerang, Kang Bayu, menjelaskan, masjid dan makam di Kampung Kali Pasir adalah salah satu peninggalan tertua dan bersejarah yang ada di Kota Tangerang. Termasuk kampung Kali Pasirnya.
Di lokasi makam Kali Pasir, tuturnya, terdapat makam tokoh-tokoh sejarah seperti makam Bupati Tangerang Raden Ahyat Pena, putra dari Raden Wahyu Pena serta putranya Patih Pena. Selain itu, terdapat 11 makam tertua yaitu tiga makam dari keturunan Kerajaan Padjajaran, Enam makam dari keturunan Raja Sumedang, Pangeran Geusan Ulun, sebagai raja kedelapan atau terakhir. Makam istri Sultan Agung Tirtayasa, yaitu Nyi Raden Uria Negara. Makam tokoh Palang Merah Indonesia yang ikut bergerilya di Balaraja, yaitu Nyi Raden Juhariah.
“Makam disini sangat luar biasa, penuh dengan sejarah. Sangat layak, wali kota berziarah kesini apalagi di momen HUT kota,” ucapnya.
Sedangkan, Peneliti dan Arkeolog dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Tubagus Najib, yang hadir sebagai narasumber mengupas sekilas sejarah keberadaan Masjid dan Makam Kali Pasir, menuturkan, Masjid dan Makam Kali Pasir ini adalah roh dari Kota Tangerang yang harus dijaga dan dilestarikan.
Selain keberadaannya yang sudah tua dan penuh sejarah, sambungnya, masjid yang ada sejak tahun 1640-an dan tugu masjid dibangun tahun 1650 ini juga menyimpan simbol-simbol sejarah dan pertemuan kerajan besar Majapahit dan Islam. Selain itu, dalam medilion terdapat segi delapan 8 sebagai simbol bendera Banten.